All Chapters of Menantu sang Jendral Besar S2 : Chapter 21 - Chapter 30
54 Chapters
Bab 21. AIR MATA PENYESALAN SANG JENDRAL BESAR
Bab 21. AIR MATA PENYESALAN SANG JENDRAL BESAR Memasak dan membersihkan rumah adalah kegiatan Darko sehari-hari, sehingga ketika saat ini Darko mengatakan akan memasak langsung mengingatkan Rossa memory lima tahun yang lalu. Tanpa menunggu persetujuan ibu mertuanya, Darko sudah menghilang masuk ke rumah. Angeline yang mendengar perkataan Darko juga tersenyum dan mengingat kenangan lima tahun yang lalu seperti halnya Rossa. Di dapur, Darko tampak sibuk menyiapkan perlengkapan memasak. Pada saat membuka lemari es dan lemari dapur, dia sama sekali tidak menemukan daging ataupun telur yang bisa digunakan untuk memasak. Di dalam lemari pendingin hanya ada sayur kangkung yang memang Angeline tanam di halaman rumah. Melihat peralatan masak di dapur hanya peralatan masak yang sudah usang, Darko tampak menghela nafas. “Sepertinya semua peralatan masak ini peninggalan pemilik rumah yang di beli Angeline. Saya benar-benar bersalah selama ini.” Darko tanpa
Read more
Bab 22. SUAMI YANG BERUNTUNG
Bab 22. SUAMI YANG BERUNTUNG Darko tampak khawatir melihat apa yang dilakukan Faizi, dia segera mendekat dan melihat lidah anaknya yang dijulurkan berulang kali untuk mendinginkan rasa panas akibat makan daging rendang yang masih sangat panas. “Kamu ndak apa-apa? Coba ayah lihat lidah kamu, buka mulutmu lebar-lebar.”Faizi segera menuruti kata-kata Darko dengan membuka mulutnya lebar-lebar sambil menjulurkan lidahnya. Meskipun belum ada tanda-tanda kalau lidah Faizi ada yang melepuh, Darko segera menyuruh Faizi untuk berdiri sambil membuka mulutnya. Sementara dia segera membuka lemari pendingin untuk mengambil es batu.yang ada di cetakan plastik berbentuk segitiga. “Kamu masukkan es batu ini ke dalam mulut agar rasa panasnya menghilang. Kamu kulum terus ya sambil menunggu daging rendang ini benar-benar matang.” Faizi hanya menganggukkan kepalanya saja sebagai tanda kalau dia mengerti apa yang dikatakan ayahnya. Tentu saja Faizi tidak bisa berbicara ka
Read more
Bab 23. DI USIR DARI PASAR
Bab 23. DI USIR DARI PASAR “Tunggu sebentar, uangnya biar saya yang ngasih.”Darko langsung menghentikan tangan Angeline yang sedang terulur ke arah bang Bimo dan mengambil uang lima ribu rupiah yang ada di tangannya. “Ini bang, uangnya.”Dengan sopan Darko menyerahkan uang keamanan yang hanya sebesar lima ribu rupiah kepada Bimo yang langsung menerimanya dengan wajah muram sambil berkata, “Bu Angeline mulai besok kamu tidak boleh jualan di pasar ini lagi.” “Loh kenapa saya tidak boleh jualan disini?”Tentu saja Angeline tidak terima, jika dilarang berjualan di pasar pagi ini lagi. Padahal berdagang sayur di pasar pagi selama ini tidak ada masalah, kenapa sekarang jadi berbeda. Tentu saja Angeline tidak tahu kalau apa yang dilakukan bang Bimo adalah bentuk ungkapan ketidak sukaannya kepada Darko yang datang menemani Angeline jualan sayur di pasar pagi ini yang berada di wilayah kekuasaannya. “Karena ada orang yang akan menempati lapak anda, saya harap bu A
Read more
Bab 24. PREMAN PASAR
Bab 23. MEMBERI PELAJARAN PREMAN PASAR Mendengar pertanyaan Darko seketika kelima anak buah bang Bimo saling pandang. Mereka tak tahu harus berkata apalagi, memang mereka tidak melihat secara langsung kapan Darko menampar bang Bimo. Akan tetapi di tempat ini hanya ada Darko dan Angeline selain mereka berenam termasuk bang Bimo. Sehingga mereka memastikan kalau yang barusan menampar bang Bimo adalah Darko. Akan tetapi setelah mendengar perkataan Darko mereka sepertinya telah salah orang saat menuduh Darko yang menampar bang Bimo. Padahal memang benar tebakan mereka, setelah saling pandang mereka berlima segera maju untuk menangkap Darko dan memberinya pelajaran. “Teman-teman cepat tangkap orang ini dan bawa Angeline untuk menghibur bang Bimo.”Angeline tampak panik melihat lima preman pasar pagi yang bertampang sangar mengepung Darko. “Kak Darko, cepat lari. Biar saya yang menangani mereka.” “Tenang saja, kamu tetap disitu biar suamimu yang ga
Read more
Bab 25. VILLA SURGA ALAM HIJAU
Bab 25. VILLA SURGA ALAM HIJAU “Ayah… Izi mau berangkat sekolah di temani ayah lagi. Ayah mau kan?”Faizi langsung lari mendekati Darko begitu mereka memasuki halaman rumah. “Tentu saja ayah mau mengantar Faizi berangkat sekolah, tapi sama ibu juga kan?”Darko melirik ke arah Angeline yang ada di dekatnya sambil tersenyum misterius. “Ibu, ibu harus menemani Izi pergi ke sekolah. Izi sayang ibu deh.”Faizi segera ganti memegang tangan Angeline agar ibunya mau mengantar dia sekolah. Padahal biasanya yang mengantar sekolah adalah tugas Rossa, karena Angeline ketika pulang Faizi sudah berangkat sekolah. Hanya saja sejak Darko kembali dari medan perang, dia sangat senang ketika kemarin di antar sekolah dan di ajak jalan-jalan ke Mall setelah pulang sekolah. “Boleh, tapi ibu ganti pakaian dulu ya? Lihat pakaian ibu bau sayuran.” “Hore… Izi akan berangkat sekolah diantar ayah dan ibu lagi…!”Faizi sangat senang mendengar perkataan Angeline kalau dia akan berangka
Read more
Bab 26. MEMBERI HUKUMAN PUSH UP
Bab 26. MEMBERI HUKUMAN PUSH UP Suasana serta pemandangannya juga sangat indah dan asri dengan taman bunga dan pohon palem yang berderet rapi di sepanjang jalan. Sebagai anak kecil yang terbiasa hidup dalam kesederhanaan tentu saja Faizi sangat kagum melihat keindahan yang terpampang di depannya. Bahkan Angeline yang sebelumnya berasal dari keluarga kelas dua di kota Mandiraja, juga ikut kagum dengan penataan kawasan Villa Surga Alam Hijau. “Bagaimana ini pak, kita tidak boleh masuk?”Sopir taksi menoleh ke arah Darko untuk memberi keputusan mau terus lanjut atau kembali dan tak jadi memasuki kawasan Villa Surga Alam Hijau ini. “Sudahlah, sebaiknya kita kembali saja. Jangan membuat onar dan bikin keributan di wilayah orang.”Angeline berbisik sambil menyentuh tangan Darko. Mendengar perkataan istrinya, Darko hanya tersenyum sambil memandangnya dan berkata, “Tenang saja, saya tidak bohong sama kamu. Saya memang punya rumah di tempat ini.” Setelah menghi
Read more
Bab 27. TIP MASING-MASING SERATUS JUTA RUPIAH
Bab 27. TIP MASING-MASING SERATUS JUTA RUPIAH Setelah mengucapkan terimakasih, kedua penjaga pintu gerbang kawasan komplek Villa Surga Alam Hijau segera melakukan push up setelah saling pandang satu dengan yang lainnya. Sebelum taksi yang di naiki Darko meninggalkan pintu gerbang menuju puncak bukit dimana Villanya berada, mata Darko sempat melihat ke arah kedua penjaga keamanan yang sudah mulai melaksanakan hukuman yang diberikan. “Ayah, apa yang sedang mereka lakukan? Kenapa mereka tengkurap dan sambil mengangkat tubuhnya berulang kali?”Faizi yang baru pertama kalinya melihat orang melakukan push up tampak keheranan sehingga bertanya kepada Darko. “Mereka sedang olahraga.” “Masa’ olahraga seperti itu?” “Itu namanya olahraga militer untuk menguatkan otot lengan dan otot perut. Kalau Faizi ingin menjadi tentara harus bisa melakukan push up seperti mereka dalam jumlah yang banyak dan cepat.” “Seperti itu ya Yah? Benar-benar seru dan menyenangkan. Faizi a
Read more
Bab 28. HORE AYAHKU PUNYA MOBIL SPORT
Bab 28. HORE AYAHKU PUNYA MOBIL BAGUS Mendengar perkataan yang keluar dari bibir Faizi, tanpa sadar mata Angeline mulai sembab. Kenangan akan hinaan demi hinaan yang dialami anaknya sejak bisa bermain dan mempunyai teman membuatnya sering menahan kesabaran dan hanya bisa menghibur anaknya untuk tidak membalas ejekan mereka. Tentu saja Darko tahu juga apa yang selama ini dialami anaknya sesuai kabar terakhir yang diterima sebelum dia memutuskan untuk pulang dari medan perang. Darko tersenyum mendengar perkataan Faizi kemudian memberinya semangat sambil berkata, “Tentu saja Faizi bukan anak haram, ayah dan ibu sudah menikah secara resmi di Kantor Urusan Agama kota Mandiraja sebelum Faizi lahir kedunia ini.” “Memang iya? Memang ayah dan ibu sudah menikah seperti orang-orang yang memakai pakaian bagus dan dihadiri banyak orang serta banyak makanan enak di tempat itu?” Darko dan Angeline saling pandang begitu mendengar apa yang diomongkan anaknya.
Read more
Bab 29. SENJATA RAHASIA NASI PUTIH
Bab 29. SENJATA RAHASIA NASI PUTIH Dia berjalan kearah mobil Mercedes warna hitam disamping mobil sport yang sedang dihidupkan mesinnya. Tangannya mengusap body Mercedes hitam dan matanya tampak berbinar melihat penampilan mobil ini, karena mobil ini sangat cocok dipakai seorang wanita seperti dia. Kenangannya seketika melayang lagi ke beberapa tahun yang lalu, ketika kehidupan indahnya masih berlangsung sebagai pengusaha wanita sukses yang sangat terkenal. Darko yang baru saja membuka pintu garasi langsung melihat Angeline yang tampak sedang asik membelai body mobil Mercedes yang ada di samping mobil sportnya. “Kamu sepertinya suka dengan mobil ini, pakailah untuk kebutuhan sehari-harimu.” Angeline menoleh kearah Darko dan tersenyum tanpa berkata apa-apa, karena dia tahu apapun yang dikatakan dan di berikan Darko tidak perlu ditolak. Setelah dianggap cukup memanasi mesin mobilnya, Darko segera mengajak Angeline dan Faizi untuk masuk kedalam
Read more
Bab 30. BELANJA UNTUK ANGELINE
Bab 30. BELANJA UNTUK ANGELINE “Ups.”Mulut wanita itu tiba-tiba kehilangan suaranya setelah titik saraf suaranya terkena tembakan sebutir nasi yang ditembakkan Darko. “Akh…akh… akh…”Wanita ini segera menepuk-nepuk punggung lehernya dengan maksud untuk mengeluarkan suaranya yang menghilang. Sementara itu teman-temannya yang sedang bersama wanita ini tampak keheranan melihat apa yang sedang dilakukannya. “Melly, kamu kenapa?”Salah seorang rekan wanita ini segera memegang tangan Melly untuk memeriksa keadaannya. Ternyata wanita yang baru saja di usilin Darko bernama Melly, setelah suaranya menghilang maka secara otomatis mereka tidak lagi memperdulikan Darko dan keluarganya. Sementara itu Darko tampak mengulum senyum melihat kesialan yang dialami Melly. “Ayah, makanan di tempat ini sangat enak. Izi mau tiap hari makan disini.” “Boleh, tentu saja ayah akan ajak Faizi makan di sini setiap hari.” “Hore… ayah memang baik.”Angeline hanya tersenyu
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status