Bab 29. SENJATA RAHASIA NASI PUTIH Dia berjalan kearah mobil Mercedes warna hitam disamping mobil sport yang sedang dihidupkan mesinnya. Tangannya mengusap body Mercedes hitam dan matanya tampak berbinar melihat penampilan mobil ini, karena mobil ini sangat cocok dipakai seorang wanita seperti dia. Kenangannya seketika melayang lagi ke beberapa tahun yang lalu, ketika kehidupan indahnya masih berlangsung sebagai pengusaha wanita sukses yang sangat terkenal. Darko yang baru saja membuka pintu garasi langsung melihat Angeline yang tampak sedang asik membelai body mobil Mercedes yang ada di samping mobil sportnya. “Kamu sepertinya suka dengan mobil ini, pakailah untuk kebutuhan sehari-harimu.” Angeline menoleh kearah Darko dan tersenyum tanpa berkata apa-apa, karena dia tahu apapun yang dikatakan dan di berikan Darko tidak perlu ditolak. Setelah dianggap cukup memanasi mesin mobilnya, Darko segera mengajak Angeline dan Faizi untuk masuk kedalam
Bab 30. BELANJA UNTUK ANGELINE “Ups.”Mulut wanita itu tiba-tiba kehilangan suaranya setelah titik saraf suaranya terkena tembakan sebutir nasi yang ditembakkan Darko. “Akh…akh… akh…”Wanita ini segera menepuk-nepuk punggung lehernya dengan maksud untuk mengeluarkan suaranya yang menghilang. Sementara itu teman-temannya yang sedang bersama wanita ini tampak keheranan melihat apa yang sedang dilakukannya. “Melly, kamu kenapa?”Salah seorang rekan wanita ini segera memegang tangan Melly untuk memeriksa keadaannya. Ternyata wanita yang baru saja di usilin Darko bernama Melly, setelah suaranya menghilang maka secara otomatis mereka tidak lagi memperdulikan Darko dan keluarganya. Sementara itu Darko tampak mengulum senyum melihat kesialan yang dialami Melly. “Ayah, makanan di tempat ini sangat enak. Izi mau tiap hari makan disini.” “Boleh, tentu saja ayah akan ajak Faizi makan di sini setiap hari.” “Hore… ayah memang baik.”Angeline hanya tersenyu
Bab 31. DIPANDANG RENDAH Darko keheranan melihat sikap pelayan toko pakaian bermerek ini, entah kenapa tiba-tiba saja Darko merasa respek saja dengan pelayanan mereka. “Kami tidak pernah memandang rendah siapapun pelanggan yang datang ke toko kami. Saya persilahkan tuan untuk melihat-lihat semua produk kami.” Kepala Darko tampak terangguk-angguk mendengarkan penjelasan pelayan toko, dia semakin senang saja dengan toko ini dan dia ingin melihat apa pelayanan mereka benar-benar seperti yang mereka katakan. Benar saja seperti perkataan mereka, Angeline terlihat sedang dilayani dengan baik oleh salah seorang pelayan dan sedang mencoba beberapa pakaian wanita. “Faizi, apa kamu juga mau membeli pakaian baru?” “Mau, mau, tentu saja Faizi mau beli pakaian baru.”Faizi berteriak kegirangan mendengar tawaran yang diberikan Darko. Siapapun orangnya baik anak kecil maupun orang dewasa tentu saja akan sangat senang jika ditawari untuk membeli baju baru, demikian
Bab 32. SALDO TAK TERBATAS Darko sama sekali tidak peduli dengan perubahan ekspresi wajah pelayan wanita yang menemaninya. Bagi Darko yang tidak ingin membuat hari-hari Faizi saat bersamanya terganggu yang akan membuat kebagiaannya berkurang oleh sikap para pelayan toko dan pengunjung toko yang mengganggunya. Setelah menerima kartu Bank Internasional milik Darko, pelayan toko dengan tangan gemetaran segera meminta salah satu rekannya untuk mengambil mesin EDC. “Ambilkan mesin EDC.” Begitu mesin EDC sudah berada di depannya, pelayan toko segera memasukkan Kartu Bank milik Darko untuk di pindai. Begitu Kartu Bank milik Darko masuk ke mesin EDC, pelayan toko segera mengetik beberapa kata yang tak lama kemudian muncul nama pemilik Kartu Bank milik Darko. “Name : Darko Mangkusadewo, pekerjaan : Rahasia, alamat : Rahasia, Saldo : tak terbatas.”Mata pelayan toko seakan mau keluar dari rongganya setelah membaca apa yang tertera di mesin EDC. “Ini…. in
Bab 33. DIPECAT “Eh maaf.”Bambang yang langsung tersadar kalau dia telah berbicara terlalu keras saat ditanya Darko segera saja meminta maaf. Sedangkan Darko hanya tersenyum mendengar kegugupan Bambang saat di tegur olehnya. Tentu saja dia tidak mungkin marah mendengar suara Bambang yang terdengar seperti membentaknya, karena dia tahu kalau Bambang hanya reflek saja karena terkejut mendengar perkataan Darko. “Apa? Jendral Darko sekarang ada di kota Silangit? Dengan siapa anda di sana?”Bukannya segera menjawab pertanyaan Darko, Bambang malahan menanyakan keberadaannya pada saat ini. “Saya sedang bersama anak dan istri, apa kamu bisa panggilkan Trimo untuk datang ke Mall ini?” “Bisa, bisa, saya akan segera menghubungi Trimo.”Setelah Bambang menyanggupi untuk menghubungi Trimo, Darko segera mengakhiri panggilan teleponnya. “Trimo, kamu segera pergi ke toko X yang ada di Mall kota Silangit. Kamu harus segera membereskan anak buahmu yang telah mengganggu tu
Bab 34. KEPANIKAN ANGELINE “Boss, tolong maafkan kesalahan saya yang tidak bisa mendidik bawahan.”Trimo memberi hormat dan menundukkan kepalanya tanpa berani menatap wajah Darko dengan tubuh gemetar setelah berada didekat Darko. Tadi saat dia masuk ke toko X, dia langsung mengenali sosok Darko yang sebelumnya dia memang pernah bertemu dengannya. Trimo juga melihat Ratman dan istrinya yang sedang menghina Darko, emosi Trimo langsung meluap melihat pemandangan ini, sehingga dia langsung memarahi Ratman hingga akhirnya sekarang dia sedang menundukkan kepala sambil kedua telapak tangannya ngapurancang di depan perut. Mata Darko menatap tajam Trimo yang sedang menunduk di hadapannya, ingatan Darko yang tajam segera ingat dengan sosok Darko yang ada di depannya. Darko bukanlah orang yang pemarah maupun suka mencari kesalahan bawahannya. Melihat penampilan Trimo yang tampak ketakutan berdiri dengan tubuh gemetaran di depannya, seketika sudut bibirnya tersenyum ke
Bab 35. PANGERAN KECIL “Ada apa nyonya?” Pelayan yang menemani Angeline memilih pakaian, menyapa ketika melihat Angeline tampak sedang kebingungan dan seperti tidak fokus memilih pakaian untuknya. “Saya tidak melihat anak dan suami saya.” Angeline menjawab pertanyaan pelayan toko tanpa menoleh kepadanya, kemudian dia pergi begitu saja meninggalkan pelayan dan pakaian yang baru saja di pilihnya. Pelayan toko yang sedari tadi menemani Angeline juga langsung mengikuti di belakangnya. “Sri, kamu tahu dimana anak dan suami nyonya ini?” Pelayan yang berjalan di belakang Angeline bertanya kepada rekannya yang sedang berdiri menunggu kunjungan pelanggan lainnya. “Tadi mereka ke toko pakaian pria,” sahut Sri sambil menunjuk ke arah toko pria yang ada di samping toko wanita dimana Angeline berada. Setelah tahu kalau suami dan anak wanita ini pergi ke toko pakaian pria yang merupakan masih satu perusahaan, seketika hati pelayan yang menemani Angeline merasa tenang demikian juga den
Bab 36. KINCIR RAKSASA “Ini Kartu Banknya, bayar semua belanjaan istri dan anak saya.”Darko kembali menyerahkan Kartu Bank yang sebelumnya diserahkan pelayan senior ini. Kali ini pelayan senior tidak banyak bertanya lagi, dia langsung menyuruh rekannya untuk membungkus pakaian milik Faizi, setelah itu dia bertanya kepada pelayan yang sedari tadi melayani Angeline. “Apa pakaian nyonya ini sudah kamu kemas?” “Belum kak.” “Cepat dibungkus semua pakaian yang sudah dipilih nyonya ini, nanti saya akan ke toko wanita untuk memindainya.” Mendengar perkataan pelayan senior ini, pelayan yang sedari awal melayani Angeline tidak langsung pergi menjalankan perintahnya. Pelayan wanita ini malah berdiri sambil menatap kepala toko di depannya dengan perasaan enggan. Tentu saja dalam pikiran pelayan wanita ini enggan untuk pergi, dia berpikir kalau penjualannya hari ini akan direbut oleh kepala toko. “Kenapa masih diam saja? Pergi cepat bungkus belanjaan nyonya