“Aku malu punya istri sepertimu! Jualan kue dan bergaul dengan ibu-ibu kampungan!” Dimas mengangkat kotak bening berisi kue buatan Hayati dan melemparnya ke lantai.Isi kotak berhamburan bersamaan dengan tangisan hayati. Segera Hayati bersimpuh di samping kotak kue yang sekarang sudah teronggok di lantai. Matanya terasa panas dan hatinya bergetar. Hayati berjuang menahan rasa nyeri yang menusuk di dalam dadanya. Tangannya bergetar terulur untuk memungut lagi satu per satu kue-kue tradisional yang dibuatnya sejak pagi buta.“Kue-kue ini tidak salah, Mas. Ini halal dan menghasilkan uang,” Bibirnya perlahan mengucapkan kata dengan mengerahkan keberanian yang masih tersisa. Walau suaranya terdengar bergetar, Hayati mencoba untuk memberi penjelasan pada Dimas, suaminya.Kata-kata yang Hayati justru menyulut amarah Dimas. Bagi Dimas, apa yang Hayati ucapkan terdengar seperti pembelaan diri dan menyalahkan dirinya. Dimas dengan kasar menarik rambut hayati, menariknya dan memaksanya berdiri. K
Terakhir Diperbarui : 2024-06-16 Baca selengkapnya