All Chapters of Kultivasi Awan Surga: Chapter 1221 - Chapter 1230

Tatapan Sun Diehua, Hong Mingyu, dan sesama kultivator Roh Primordial mereka semakin tajam. Terlepas dari kekuatan nyata dari kultivator Klan Angin Ilahi yang baru-baru ini mengalahkan Tang Hou, tidak jelas bahwa kultivator klannya yang lain akan menyamai kekuatannya. Selain itu, jumlah orang yang hadir cukup besar, dengan puluhan kultivator Roh Primordial saja, sementara Klan Angin Ilahi hanya memiliki segelintir anggota sebagai perbandingan. Dengan demikian, bahkan jika setiap lawan berada di Tahap Roh Primordial, kemungkinan kemenangan mereka tetap sangat tinggi. "Komandan Bai, sepertinya hama ras bawah ini cukup keras kepala. Mungkin perlu intervensi pribadi Anda untuk menempatkan mereka di tempat mereka," kata salah satu penonton. Kultivator Klan Angin Ilahi yang menjulang tinggi menghadapi kemarahan kolektif kerumunan hanya dengan tawa mencemooh. Dia berbalik untuk berbicara kepada pemimpin di sampingnya, sesama anggota klan yang ditandai dengan bekas luka di wajahnya. Pem

Mendengar percakapan antara Dung Faang dan Bai Ming, para kultivator manusia dipenuhi dengan campuran kebencian dan penyesalan. Mereka telah ditipu oleh para kultivator Klan Angin Ilahi, yang telah menyebarkan rumor palsu tentang harta karun di dalam makam kuno. Mereka telah menempuh perjalanan jauh untuk memperebutkan harta karun ini, hanya untuk menjadi mangsa empuk bagi Klan Angin Ilahi. "Bangun, kalian budak-budak tak berguna! Berdirilah dalam barisan dan berbarislah ke makam kuno untuk membuka jalan bagi kami," Shi Feng dan rekan-rekan kultivator Klan Angin Ilahi meneriakkan perintah. Dengan amarah yang meluap namun tak berdaya untuk memberontak, para kultivator digiring menuju makam seperti bebek yang dikejar. Lalu, tiba-tiba, sesosok muncul dari barisan, berubah menjadi seberkas cahaya pelangi dan melesat pergi. Sosok itu adalah seorang kultivator Inti Emas yang memanfaatkan kesempatan untuk melarikan diri. Tindakan pembangkangan ini memicu secercah harapan di antara yang l

Sekarang di dalam makam kuno, menggunakannya terbukti dua kali lebih efektif. "Naga Awan Hitam Penjara Darah!" Lee Xue'er sempat terkejut, tetapi segera tersadar. "Awoo..." Dalam suasana seperti itu, Naga Awan Hitam Penjara Darah berkembang pesat, memancarkan teriakan naga riang saat dilepaskan. Ia bergetar dalam kehampaan, secara spontan menghasilkan kabut abu-abu tebal yang menyelimutinya, sementara kepala naganya yang mengancam meronta-ronta. Energi Yin yang pekat di sekitarnya dipenuhi oleh hantu-hantu yang bersemangat. Merasakan penekan mereka, mereka menjadi bingung dan gelisah. "Waktunya berpesta. Ayo, makanlah sepuasnya." Xi Feng telah lama menguasai kendali atas harta karun ini dengan Indra Ilahinya. Dengan desisan cepat, harta karun itu menyelam ke dalam energi Yin. Setelah muncul kembali, ia telah berubah menjadi makhluk seperti naga setinggi enam meter, meraung riang sebelum melahap para hantu dengan rakus. Sebagai artefak Yin yang inheren, ia perlu menyerap zat

"Sialan..." Hantu yang murka itu mengumpat sambil membuka mulutnya, tetapi Xi Feng tak mau membiarkannya mengamuk. Dengan cepat melepaskan energi pedangnya yang cemerlang, ia membakarnya hingga tak bernyawa. Namun, tepat saat ia bersiap memindai ingatan hantu itu dengan Mata Hantu, suara Lee Xue'er bergema sekali lagi. "Xi Feng, aku dikelilingi hantu, datang dan selamatkan aku." Lee Xue'er terbaring di tanah, panik, diselimuti massa energi Yin yang padat, dengan banyak cakar hantu merah terang tersembunyi di dalamnya, dengan panik meraihnya. "Ini aksi yang meyakinkan, tetapi kau selalu mengabaikan beberapa detail." Xi Feng menggelengkan kepalanya, "Nona Xue dan aku sama-sama menguasai Api Jahat Awan Merah. Hantu tingkat rendah tak akan berani mendekati kami. Dengan usaha seceroboh itu, bagaimana mungkin kau bisa menipuku?" Dengan jentikan pergelangan tangannya, ia memuntahkan api, melenyapkan ilusi itu hingga lenyap. Xi Feng kemudian kembali memindai ingatan hantu itu. Tak la

"Ya." Dalam sekejap, setiap kultivator Klan Angin Ilahi melepaskan kesadaran ilahi mereka dan terhubung dengan Komandan. Saat koneksi terjalin, indra spiritual mereka melonjak, seolah-olah orang rabun jauh telah memakai kacamata, membuat dunia menjadi fokus yang tajam, atau seolah-olah obor besar telah dinyalakan di malam hari, menembus kabut tebal untuk menerangi sekeliling. "Komandan, haruskah kita repot-repot dengan kegagalan ini?" Dung Faang bertanya dengan alis berkerut. "Mereka yang tidak dapat melepaskan diri dari cengkeraman ilusi sebaiknya dibiarkan sendiri." Bai Ming melirik sekilas dan menjawab dengan acuh tak acuh, "Namun, sungguh sayang menyia-nyiakan mereka yang berada di Tahap Roh Primordial. Biarkan mereka menghubungkan kesadaran ilahi mereka dan bergerak bersama. Makam kuno itu penuh bahaya; kita membutuhkan beberapa prajurit yang kuat." "Komandan, kebijaksanaan Anda tak tertandingi." Mereka segera mengikuti perintah tersebut, membangkitkan Sun Huadie, Hong Mi