All Chapters of Mengejar Cinta Istriku: Chapter 11 - Chapter 20

**Keesokan Harinya** Bayu terbangun lebih pagi daripada biasanya. Ia lihat sang istri masih terlelap disampingnya, nampak begitu kelelahan setelah tadi malam Bayu 'menghajarnya' habis-habisan diatas ranjang. Ia melahap istrinya seperti hewan buas yang kelaparan. Menidurinya di ranjang, di lantai, bahkan sampai ia lakukan juga di kamar mandi mereka. Namun bukan hanya Diana yang kelelahan, Abi pun merasa tenaganya terkuras sebab wanita itu yang terus memberontak pada awal permainan mereka. Karena sebelumnya mereka sempat bertengkar hebat membuat Diana mati-matian berusaha menolak keinginannya. Meski begitu Bayu merasa tubuhnya lebih bugar sekarang. Tak pernah ia rasakan sesegar ini tubuhnya setelah bangun tidur sebelumnya. Tak mudah menaklukan Diana diatas ranjang semalam, namun tentu ia tak akan begitu mudah menyerah juga sampai akhirnya Ia berhasil menaklukan wanitanya sampai Diana lemas bahkan tertidur lelap semalaman saking lelah melayaninya. Bayu nampak sumringah pagi ini, en

Bayu duduk termenung dihadapan ayah mertuanya. Memperhatikan pria tua yang rambutnya sudah memutih itu, yang kini tengah meletakkan kembali cangkirnya diatas meja setelah menyesap kopinya disana. "Udah sejak kapan?" Tanya Sudoyo, ayah Diana. Mereka membuat janji di sebuah kafe yang letaknya tak jauh dari rumah Sudoyo. Bayu memang sengaja ingin meminta waktu sedikit untuk bicara dengannya, sekedar bertukar pikiran tentang sikap Diana yang belakangan ini semakin tak terkendali bahkan berani menampar pipi Bayu dan berteriak padanya. Ia merasa tak bisa membicarakan hal ini dirumah salah satu dari mereka, sebab takut ibu mertuanya atau Diana mungkin akan mendengar. Untuk hal-hal seperti ini, entah mengapa Bayu lebih percaya pada ayah mertuanya, satu-satunya orang yang ia percaya bisa mengendalikan Diana. Pasalnya ia sendiri tak lagi memiliki ayah kandung sebab sudah meninggal dunia sejak ia masih sekolah. Sedangkan untuk berkonsultasi masalah seperti ini ia juga tak ingin melibatkan A

"Aku mau cerai." Ucap Diana, akhirnya. Ia tak bisa lagi menahan, bahkan tak terpikir lagi olehnya untuk menunda mengatakan kalimat itu sampai bisnis yang ia rencanakan benar-benar terbangun. Namun tak seperti dugaannya, Bayu malah nampak tersenyum tipis lalu menunduk dan meraih tangannya. Sikapnya begitu tenang, justru malah membuat Diana balik merasa terganggu dengan rasa bersalah yang memasuki hatinya. Dengan cepat Diana pun kembali menarik tangannya, tak ingin Bayu menyentuhnya. Namun pria itu seperti sudah siap dengan apa yang Diana lakukan, sehingga bisa menahan tangan sang istri di dalam genggaman telapak tangannya itu. "Jangan bilang gitu." Jawab Bayu kemudian. Benar saja apa yang dikatakan ayah mertuanya, bahwa Diana pasti akan mengucapkan kalimat itu, sama seperti yang dilakukan ibu mertuanya dulu. "Enggak, jangan senyum. Aku gak main-main. Aku mau pisah." Jawab Diana lagi, namun Bayu tetap terlihat tenang, sebab sudah mempersiapkan diri seperti apa yang dikatakan ayah me

Sudoyo menatap dengan tatapan datar, putrinya yang kini tengah berdiri dihadapannya. Sedangkan Diana kini nampak kesal, setelah mencari keberadaan Bayu ke seluruh rumah seperti sedang menggeledah rumah ayahnya. "Pa, Mas Bayu mana?" Tanya Diana. "Dateng ke rumah orang tua gak ada sopannya. Bukannya salam dulu, apa dulu, udah kayak masuk ke pasar aja kamu." Ucap Sudoyo. Namun Diana yang sedang tak karuan pikirannya pun tak menghiraukan perkataan ayahnya. "Pa, serius aku. Mas Bayu mana?" Tanyanya lagi. "Kamu yang istrinya, kamu yang tinggal sama dia kok malah tanya Papa. Aneh-aneh aja kamu Di..Di.." Jawab Sudoyo. "Mas Bayu gak masuk kantor hari ini. Papa tahu kan?" "Ya iya, terus?" "Iya dimana?" Sudoyo menghela nafas sambil memijat pelipisnya. Baru saja tiba, Diana sudah membuatnya pusing saja. "Kemarin dia emang nemuin papa." Ucapnya kemudian. "Ngapain?" "Ya ngobrol aja. Katanya kamu lagi marah-marah terus dirumah. Dia bingung harus gimana makanya dia dateng ke papa. Sekarang

Brukk! Abi menutup pintu mobilnya dengan keras setelah memaksa Diana masuk ke dalam sana. Memutar kap depan mobilnya lalu duduk di balik kursi kemudi. Segera ia menahan tangan Diana yang masih mencoba membuka pintu lalu dengan cepat ia mengunci pintunya. "Mas! apa-apaan sih? Aku mau keluar, buka pintunya sekarang!" Ucap Diana. "Enggak! kamu gak akan balik ke dalam." Jawab Abi, kemudian ia rebut tas tangan Diana dan mengeluarkan semua isi di dalamnya. Ia dapati kemudian, foto-foto yang dimaksud Bayu tadi. Abi pun meraih benda itu dan melihatnya dari dekat. "Jangan sentuh barang-barangku!" Seru Diana sambil berusaha merebut benda itu dari kakaknya. Namun lagi-lagi Abi terlihat tak mau mengalah. Ia kembali turun dari mobil dan langsung menekan tombol pada kunci mobil agar Diana terkunci disana. Tak ia hiraukan Diana yang terus menggedor kaca mobilnya dari dalam, Abi mantap melangkah kembali masuk ke dalam rumah Diana. Dilihatnya Bayu masih disana. Masih pada posisi dan tatapan yan