Anya perlahan membuka matanya. Masih di ranjang Unit Gawat Darurat rumah sakit, ia berbaring dengan posisi miring sebab jahitan di sisi kanan kepalanya membuatnya enggan untuk merubah posisi tidurnya. Entah sudah berapa lama ia terpejam, kini Anya tersenyum lemah, melihat raut wajah Abi yang begitu mengkhawatirkannya. Mendapat perlakuan seperti ini dari sang ibu yang seharusnya menyayanginya lebih dari siapapun, membuat Anya begitu terguncang, terutama belakangan ini yang seakan menjadi puncak kekejaman ibunya terhadap dirinya. Namun setidaknya, ia memiliki Abi, suami yang selalu berada disisinya. Menyadari keberadaan pria itu sudah cukup membuatnya bahagia sebab ia sadari ia tak lagi melewati semua ini sendirian. "Udah bangun? Masih sakit gak?" Tanya Abi. Anya hanya mengangguk, masih dengan senyumnya. "Jangan senyum. Maksain banget, aku tahu kamu kesakitan." Ucap Abi, sambil menggenggam tangannya. "Gak sesakit itu, gak usah khawatir." Anya berkata dengan nada bicara yang
Last Updated : 2025-10-17 Read more