“Kakak, sudah makan siang?” Serena bertanya manis, tangannya bergerak aktif memijat kepala Roderick. “Sudah,” balas si pria, singkat. Dugaan Serena betul, kakaknya sedang marah. Tempramen Roderick juga posesif seperti halnya Zachery. “Mau aku panggilkan Eve? Biarkan dia memeriksa kakak,” berkata lagi, Serena masih membawa senyuman hangat. “Kalau mau, aku akan pergi memanggilnya dulu.” Suasana masih hening mencekam. Serena pikir diamnya Roderick ialah tanda setuju. Jadi kaki jenjangnya melangkah besar ingin kabur. Naas, lengannya dicekal kuat sebelum kakinya bisa menapak. Pundaknya agak meluruh, takut serta lesu karena rencananya gagal. Ia awalnya ingin membuat Eve memeriksa Roderick, seterusnya membuat pengalihan supaya Roderick beristirahat. Lalu dia bebas. Serena menangis dalam diam, namun saat berbalik, paras cantiknya sudah dipenuhi senyuman ceria. “Ada apa, kak?” Roderick bungkam, seiring cekalannya mengerat, pria itu lantas menarik lengan rampingnya. Alhasil, Serena te
Last Updated : 2025-10-30 Read more