“Lora, tunggu!” Grissham ikut melangkah keluar, berusaha mengejar. “Lora!”Namun Lora tidak mengindahkan. Ia terus berjalan dengan langkah panjang. Embun tebal membungkus matanya seiring dengan langkah yang kian menjauh. Setetes, dua tetes, hingga akhirnya luruh tanpa bisa ditahan, membentuk aliran air mata yang deras membasahi pipinya.“Lora!” teriak teriak Grissham sekali lagi, suaranya meninggi dibalut kepanikan yang mulai tak terkendali.Ia bersiap melangkah mengejar, tapi belum sempat bergerak jauh, sebuah tangan lentik berkulit pucat tiba-tiba mencengkram lengannya, menghentikan geraknya. Sentuhan itu terasa dingin dan asing dalam kekalutan seperti ini. Langkahnya terhenti. Ia tak punya pilihan selain diam, membeku di tempat.Tatapannya hanya mampu mengikuti punggung Lora yang perlahan menjauh, mengecil, hingga akhirnya menghilang di balik tembok.Grissham menghela napas panjang, kasar, lalu berbalik badan. Matanya bertemu dengan tatapan perempuan itu yang menyiratkan penuh ta
Terakhir Diperbarui : 2025-05-13 Baca selengkapnya