All Chapters of Kultivator Inti Semesta: Chapter 871 - Chapter 880

Kaisar Dewa Qilin menatapnya lekat, mata yang tajam itu menyimpan keyakinan penuh. “Bocah, apakah kamu pikir Ayahmu ini bodoh? Kamu tidak perlu khawatir. Di luar wilayah Galaksi Pedang Surgawi, pasukan Galaksi Qilin Totem kita sudah bersiap jika terjadi sesuatu. Ayahmu sudah mempersiapkan lima puluh juta pasukan inti jika memang kita harus berperang. Sekarang nikmati saja pertarungan, kamu bisa bersenang-senang.” Senyum lebar segera terukir di wajah Qiu Chanfeng. “Hahaha, Ayah memang yang terbaik. Ayah tahu jika aku tidak bisa berhenti bertarung sebelum aku membunuh lawanku.” Tanpa menunda, Qiu Chanfeng melangkah ke tepi tribun, lalu melesat terbang menuju arena bela diri. Tubuhnya mendarat ringan, namun aura yang mengikutinya menekan pandangan setiap orang untuk tertuju padanya. Ia mengangkat kepalanya, menatap ke seluruh tribun. Sorot matanya menyapu setiap wajah, seakan memastikan semua orang mendengar apa yang akan ia katakan. “Aku Qiu Chanfeng, Putra Mahkota Kaisar Dewa Qilin

Qi Yanren tidak membuang waktu. Tubuhnya sudah melesat naik lebih tinggi, menembus langit arena. Ia mengayunkan pedangnya dengan penuh tenaga, ayunan itu menciptakan gambaran pedang raksasa yang ukurannya mencapai puluhan ribu meter. Kilau dari pedang itu memantulkan cahaya dingin yang menguasai langit. Pedang raksasa itu lalu turun dari atas, seakan siap membelah gambar kepala Qilin menjadi dua bagian. WHOOSSHH!! WHOOSSHH!! Saat pedang itu bergerak turun, ruang di sekitarnya pecah menjadi retakan-retakan hitam yang menyebar liar. Para penonton di tribun terperangah, sebagian bahkan berdiri, menahan napas untuk melihat hasil benturan itu. BAANG!!! Ledakan besar menggelegar ketika pedang raksasa menghantam gambar kepala Qilin. Riak kekuatan menyebar cepat, namun arena tetap tak terguncang sedikit pun. Formasi pelindung yang mengelilingi arena berpendar tipis, menyerap seluruh gelombang benturan. Tak peduli seberapa dahsyat riaknya, jangankan melukai penonton, menggetarkan f

Teman-teman Qi Yanren yang masih duduk di tribun penonton saling bertukar pandang. Salah satu dari mereka mengangguk singkat, isyarat yang cukup untuk membuat tiga orang di antara mereka segera melompat ke udara, terbang mengikuti Qi Yanren. Sementara sisanya tetap berada di tempat, memilih untuk menyaksikan pertarungan-pertarungan berikutnya. Di tribun yang lebih tinggi, Xiao Tian duduk dengan sikap tenang, seolah sama sekali tidak terpengaruh oleh hiruk-pikuk yang baru saja terjadi. Pandangannya terfokus pada sosok Qiu Chanfeng di arena, matanya mengamati setiap detail gerakannya dengan penuh perhatian. “Orang ini benar-benar memiliki kekuatan tempur yang tinggi. Kesombongannya memang berdasar, dia sangat kuat. Sepertinya pengamatan senior Hua Jingmi salah, dengan kekuatan peringkat enam Dewa Abadi, dia bisa bertarung melawan peringkat sebelas, dan aku masih tidak tahu kartu truf apa yang menjadi andalannya.” Mata langit Xiao Tian terus bekerja tanpa henti, meneliti setiap gerakan

Debu energi perlahan tersibak. Qiu Chanfeng berdiri tegak di tengah pusaran cahaya, dan di belakangnya, bayangan Qilin emas menjulang gagah, seakan terukir dari logam mulia yang hidup. Sisiknya memantulkan kilau bintang, tanduknya berkilat bagai tombak surgawi, dan setiap napasnya memancarkan tekanan yang menundukkan dunia. “Xianzhi,” ucapnya pelan, namun suaranya bergema seperti petir di lembah luas, “jika ini hanya pemanasan, mari kita buat arena ini mengingat nama kita.” Siyuan Xianzhi mengangkat kepalanya sedikit, tatapannya dingin. “Arena ini akan mengingat siapa yang berdiri terakhir.” WHUUUMMM!!! Qilin emas melangkah, dan tanah yang disentuhnya meleleh menjadi cahaya cair. Panasnya bukanlah api biasa, tetapi esensi kekuatan dunia yang terbakar oleh kemurnian darah ilahi. Setiap gerakannya menciptakan riak emas yang membelah udara seperti gelombang di lautan kekosongan. “LANGKAH QILIN MENEMBUS AWAN!” Langkah itu kembali menghantam, namun kali ini Qiu Chanfeng menambahkan

Dari pusaran hitam itu, sebuah jarum berwarna hitam dan putih melesat bagaikan kilat. Bentuknya sangat kecil, begitu mungil jika dibandingkan dengan cakar Qilin raksasa yang hendak menghantam. Bagi mata biasa, jarum itu hanyalah setitik debu di bawah hamparan langit. Namun, ketika jarum itu mengenai cakar Qilin, hasilnya di luar dugaan semua orang. Tidak ada ledakan. Tidak ada guncangan. Cakar Qilin raksasa itu seperti kehilangan seluruh kekuatannya dalam sekejap, sebelum akhirnya menghilang begitu saja dari pandangan. “Siapa kamu? Aku tidak percaya jika kamu adalah Kaisar Dewa Siyuhan!” Kaisar Dewa Qilin berdiri dari kursinya, namun tidak ada jawaban yang datang. Pusaran hitam itu pun telah menghilang sepenuhnya, meninggalkan arena dalam keheningan mencekam. Kaisar Dewa Pedang Surgawi yang sejak awal hanya mengamati, mengerutkan kening. Tatapannya tajam, dan pikirannya fokus pada kekuatan jarum hitam putih tadi. “Apakah Kaisar Dewa Siyuhan juga berhasil menerobos peringkat 15 Ka