All Chapters of Kultivator Inti Semesta: Chapter 981 - Chapter 990

Kedua jiwa yang tadinya rapuh, berguncang, dan hampir sirna kini menjelma kembali menjadi eksistensi yang gagah. Aura mereka bangkit, bergemuruh, menembus lapisan udara hingga membuat ruang bergetar hebat. Dari tubuh mereka, kekuatan yang sempat lenyap kini tumbuh deras, semakin kokoh, semakin agung, hingga mencapai puncak tertinggi. Dari tingkat Raja Dewa, melonjak tanpa ragu, menerobos kembali hingga ranah Kaisar Dewa Tertinggi peringkat lima belas. Getaran kekuatan itu mengguncang permukaan danau. Riak kecil berubah menjadi gelombang besar yang memantul ke segala arah, memecah ketenangan air yang jernih. Deru angin bergulir dari sela-sela pegunungan, membuat pepohonan berayun liar seakan ikut merasakan tekanan. Gunung-gunung yang berjejer tinggi berdiri kaku, namun bayangan mereka bergetar di atas permukaan air yang terus bergelombang. Udara berdesir hebat, menyalurkan gema kekuatan yang baru saja meledak di tempat itu. Tubuh Xiao Tian bergetar hebat. Napasnya tercekat, dadanya n

Xiao Quantian kemudian menatap Xiao Jian. Tatapan itu tegas, dan wajahnya tampak serius, tanpa ragu ia bertanya, “Paman, apakah adik Tian akan ikut bersama kita?” Pertanyaan itu membuat perhatian Xiao Jian berpaling. Ia menatap anaknya sendiri, menunggu jawaban yang mungkin bisa mengubah banyak hal. Namun, Xiao Tian tidak repot-repot membalas tatapan itu. Ia tetap terdiam, tubuhnya masih bersandar pada lantai bambu yang dingin, matanya menatap langit-langit, seakan tidak peduli dengan tekanan yang hadir di sekitarnya. “Aku tidak akan ikut.” Suara Xiao Tian terdengar tenang namun tegas. Tidak ada sedikit pun keraguan dalam ucapannya, seolah keputusan itu telah tertanam kuat di dalam dirinya. Xiao Jian menghela napas tipis. “Tian’er, Quantian adalah sepupumu, dia anak kakakku. Kamu pasti sudah mendengar tentangnya. Sekarang dia berlatih di bawah bimbingan Ayah secara langsung. Apakah kamu benar-benar tidak akan ikut?” Suaranya terdengar halus, seperti ingin membujuk, namun di balik

Xiao Tian tersenyum tipis. Sorot matanya dingin, tajam seperti bilah pedang yang mengiris langit. “Binatang tua, aku tidak membutuhkan dukungan Ayahku. Karena aku memiliki kamu dalam dantianku. Dengan garis darah sekuat dirimu, aku yakin, tanpa Ayahku sekalipun, aku akan melampaui Xiao Quantian, bahkan Ayahku sendiri.” “Hahaha!” Tawa Leihuo Dashi menggema, keras, panjang, dan penuh kepuasan. Setiap getarnya seperti memecah ruang kosong. “Nak, sejak kapan kamu pandai memuji Dewa ini?” Xiao Tian menanggapi dengan tenang. “Sejak kamu menghasutku untuk membenci Ayahku. Walaupun hasutanmu tidak berhasil, aku mempercayaimu. Aku bisa mencapai ketinggian kultivasi bersamamu.” Suara Leihuo Dashi berubah berat, seolah keluar dari kedalaman tak terukur. “Aku tidak berharap kamu sudah pandai membual, meskipun aku mengetahui perasaanmu yang sebenarnya. Dewa ini menyukainya. Dan Dewa ini berjanji, keinginanmu akan diwujudkan. Kita akan menapaki ketinggian kultivasi yang belum pernah dicapai siap

Pintu pertama terbuka. Gelombang energi meledak di dalam dirinya, lalu disusul pintu kedua, ketiga, hingga keempat, seakan rantai panjang yang hancur serempak. Dalam sekejap, ia menerobos dari peringkat tujuh Dewa Sejati, melampaui tingkatan demi tingkatan tanpa jeda, hingga mencapai peringkat lima belas Dewa Sejati. Lompatan ini bukan sesuatu yang normal, karena biasanya setiap terobosan membutuhkan waktu panjang untuk menstabilkan diri. Namun bagi Xiao Tian, semua berlangsung alami, seakan jalur yang ia tapaki memang telah digariskan sejak awal untuknya. Yang lebih mengejutkan, pondasi beladirinya tidak melemah sedikit pun. Pada umumnya, terobosan yang terlalu cepat akan meninggalkan celah rapuh, seperti bangunan megah yang didirikan di atas tanah gembur. Namun pondasi Xiao Tian justru semakin kokoh. Setiap lapisan kekuatan yang ia peroleh langsung terkunci erat bersama pemahaman barunya, tanpa celah yang bisa menggoyahkan. Bukan hanya tubuhnya yang diperkuat, melainkan hatinya yan

Di dalam gua yang sunyi, udara berat menyelimuti ruang kosong yang baru tercipta. Xiao Tian menarik napas panjang. Suaranya memecah keheningan, dalam dan berisi keteguhan. “Tubuh Dewa Perangku sudah mencapai tingkat satu tahap puncak. Sekarang aku tidak perlu menahan lagi. Walaupun proses tempering sangat menyakitkan, aku tetap harus bisa menempanya.” Gerakannya tegas, tidak ada keraguan sedikit pun. Ia mengeluarkan sumsum Naga dan Phoenix dalam jumlah yang sangat besar. Seketika, cahaya merah menyala bercampur dengan kilau emas memenuhi ruangan. Gua itu berubah seolah menjadi lautan api dan petir yang menyatu, memancarkan tekanan menggetarkan yang membuat dinding-dinding batu bergetar. Xiao Tian tidak lagi menahan diri, jutaan sumsum Naga dan Phoenix ia keluarkan sekaligus, memenuhi ruang itu dengan energi Ilahi yang mengguncang. Suara berat terdengar dari dalam dantian, tenang namun membawa ketajaman yang tidak bisa disangkal. “Nak, apakah kamu yakin?” kata Leihuo Dashi. Xiao T