Meskipun Ziyan Rouxi berusaha fokus berlatih, fokus meningkatkan kekuatannya, kecemasan terhadap Xiao Tian selalu membayanginya. Setiap meditasi, setiap latihan, setiap langkahnya menuju puncak kekuatan, bayangan Xiao Tian selalu hadir, menjadi pengingat sekaligus beban yang menyesakkan. Kini, melihat sosok itu berdiri di depannya, nyata dan hidup, hatinya tak lagi sanggup menahan arus perasaan yang menekan. Xiao Tian menatap Ziyan Rouxi dalam-dalam. Senyum tipis terlukis di bibirnya. Ia mengangkat tangan, menyentuh lembut bahu Ziyan, seakan ingin menegaskan bahwa dirinya benar-benar ada di sana, bukan sekadar bayangan yang bisa hilang kapan saja. “Kakak, aku baik-baik saja. Kakak bisa melihatnya dengan jelas, tidak ada yang aneh denganku.” Suaranya tegas, penuh keyakinan, namun juga sarat kelembutan. Ia ingin Ziyan Rouxi tahu bahwa semua penderitaan, semua pengorbanan, tidak meninggalkan luka yang membuatnya runtuh. Ia masih berdiri tegak, masih menjadi Xiao Tian yang ia kenal.
Terakhir Diperbarui : 2025-09-09 Baca selengkapnya