"Kau Naya putri Sanjaya, kan." Julio yang yang masih terbaring di ranjang, tiba-tiba angkat bicara.Suara matang itu menggema datar, memotong pembicaraan antara dirinya dengan Nyonya Emily, membuat Kanaya langsung menoleh dan menjawab gagap."B-betul, Tuan, saya sendiri."Detik berikutnya, pria bercambang lebat itu tampak memegang kepala dan sedikit meringis. Aura dominannya menguar meski badannya masih lemah, menatap Kanaya dengan pandangan tidak terbaca. Sambil menarik bibir miring, pria paruh baya itu bertitah penuh kuasa."Mendekatlah." Ucapan pendeknya memicu suasana di sekitar menjadi lebih dingin dan mencekam. Bau obatan dan cairan infus menambah kesan horor di hati Kanaya.Gadis itu menahan napas, tangannya dingin. Rasa gugup tiba-tiba menjalar dalam dirinya. "A-ada yang bisa saya bantu, Tuan?""Aku bilang, mendekatlah." Sorot mata seram dan nada ucapan itu masih sama, datar dan terdengar seperti paksaan yang menakutkan.Kanaya masih berdiri mematung. Dari kaki ranjang, dia
Last Updated : 2025-12-14 Read more