Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy! のすべてのチャプター: チャプター 541 - チャプター 550

Sergio menatap setumpuk amplop berisikan tagihan demi tagihan yang harus dibayarnya. Dari tagihan bulanan pembayaran gaji staff SK-Dore, sampai tagihan listrik serta tagihan yang dituntut Dante padanya.Sergio telah mengajukan pinjaman bank, dana yang dijanjikan pun telah cair. Tapi jumlah yang didapatnya masih jauh dari tuntutan Dante. Belum lagi, dia juga masih membutuhkan modal untuk memulai lagi semua usahanya dari awal.Hatinya merasa sesak.Sergio kemudian mengintip saldo di depositonya. Masih cukup banyak. Tapi, ketika dia telah selesai membayar semua tagihan yang masuk, tapi tidak termasuk tuntutan Dante, saldo di depositonya sudah berkurang 90 persen.Jumlah yang tersisa hanya akan cukup untuk kebutuhan sehari-hari mereka selama beberapa bulan.Sergio pun mentransfer semuanya ke rekening Tilly. Ketika selesai, bertepatan dengan Tilly yang memasuki ruang kerjanya.“Hei, kau sudah selesai?” tanyanya sambil bergelanyut di kedua bahunya yang bidang.“Ya, sudah selesai. Kamu?” tan

Sergio masih memikirkan apa yang dikatakan Olivia. Namun bukan tentang tawaran Olivia menjadi wanita simpanannya, tapi tentang bagaimana Olivia bisa mengenal Dante.Semakin Sergio pikir, semakin dia merasa Olivia terlibat sangat banyak di balik semua ini.Namun dia tidak memiliki bukti. Sergio pun memutuskan menyimpan pikirannya itu. Seiring mobil menjauh dari tempat dia bertemu dengan Olivia, Sergio mulai mengenyahkan semua hal tentang Olivia.Dia tak ingin pikirannya penuh dengan hal yang menyesakkan.Terlebih lagi bersama Tilly dia harus hadir, tidak mengabaikan Tilly meski hanya pikiran yang penuh sesak.Sungguh bersyukur ketika memasuki rumah sederhana mereka kembali, Sergio masih bisa merasa ringan meskipun ada banyak tuntutan dari Dante yang harus dia penuhi dan tak bisa dia penuhi.“Aku panasi makan malam kita dulu,” kata Tilly saat mereka telah berada di dalam rumah.“Aku mandi dulu kalau begitu,” sahut Sergio.Dia melangkah menuju kamar mandi dan Tilly pun berkutat di dapur

“Kamu jangan begitu saja percaya, Tilly. Pikirkan baik-baik. Kalau memang terjadi hal seperti itu, untuk apa si Oliv-oliv itu mau membukanya di depanmu, Tilly? Misalkan, dia memang pernah one night stand sama Sergio, trus untuk apa dia mengumbarnya di depanmu? Pasti kan mereka inginnya diam-diam aja. Menjadikan itu rahasia berdua.”Jane mencoba menghibur Tilly.Dalam kalutnya tadi, Tilly tanpa sadar melajukan mobil menuju tempat Jane. Dia perlu teman bicara.Tapi kini dia menyesal. Kenapa Jane semudah itu menganggap apa yang diungkapkan Olivia hanyalah taktik semata?“Dia mengumbarnya ya karena dia menginginkan Sergio menjadi miliknya sendiri. Dengan membuka kejadian malam itu, dia ingin hubunganku dan Sergio berakhir sehingga dia bisa memiliki Sergio untuk dirinya sendiri. Karena dia memang dari dulu menyukai Sergio.”Tilly mendengus tapi Jane langsung menjentikkan jarinya.“Nah itu benar, Tilly. Dia sengaja memberitahumu itu semua agar kau dan Sergio bertengkar dan pernikahan kalian

Setibanya di rumah sakit, Dante menanyakan data-data Valencia di sana. Dan betapa terkejutnya dia karena wanita itu sangat aktif berobat di sana selama sepuluh bulan terakhir.“Aku ingin bicara dengan dokter yang menanganinya,” kata Dante dengan segala kecemasan bergelanyut dalam dada.Dante dibawa menemui dokter yang menangani laporan medis Valencia.Dia menanyakan detil catatan medis Valencia.Dokter itu menghela napas dalam-dalam. Dia berada dalam posisi sulit.“Dalam hal ini, pasien minta dirahasiakan, Tuan,” kata dokter itu dengan rautnya yang lebih rumit lagi.“Aku suaminya! Aku berhak tau semuanya!”“Saya tau, Tuan. Tapi tetap saja, pasien sudah meminta untuk dirahasiakan dari siapapun.”Mendengar itu, Dante berang. “Aku suaminya, kenapa harus dirahasiakan dariku?!”“Kalau itu saya tidak tau, Tuan.”Dante meraih kerah jas sang dokter dan mencengkeramnya erat. “Beritahu padaku! Jika tidak, istri dan anak-anakmu yang akan kubuat menderita!”“Tidak bisa begitu, Tuan!”“Aku bisa! C

Olivia menatap ponselnya untuk kesekian puluh kalinya di hari ini. Masih tidak ada panggilan masuk dari Dante!Hati Olivia memanas hingga rasanya sanggup menggosongkan sebutir telur.Dia yang sudah meradang karena Sergio tidak bersedia menemuinya, setelah dia bersusah payah berdandan cantik dan mendatangi pria itu dengan sekotak makan siang utnuknya, kini harus meradang lagi karena Dante pun melanggar janjinya lagi untuk menemuinya.“Dasar pengecut!” Maki Olivia pada Dante.Olivia pun melepas mantelnya dan mulai menuju dapur. Dia mengambil telur dan mengocoknya. Olivia ingin membuat omelet. Tapi sempat terbersit di benaknya, apakah telur itu akan benar-benar matang jika ditatapnya penuh murka karena bara amarah dalam dadanya?‘Ah, yang harus menghadapi murkaku adalah Dante! Juga Tilly! Kalian lihat saja! Akan kubuat kalian menyesal sudah meremehkanku!’Olivia terus mengocok telurnya hingga mengembang. Dia menambahkan berbagai bumbu dan potongan sayur serta sedikit daging cincang dari