"Sudah ingat?"Janice terbata-bata, buru-buru menutup kepalanya, mulai pura-pura bodoh. "Ah, aduh .... Kepalaku sakit sekali, kenapa aku nggak ingat apa-apa?"Dia berusaha menghindar. Jason sudah menduganya sejak awal. Dia langsung menahan pinggang Janice, membalikkan tubuh untuk menindihnya, membuat badannya rapat dengan Janice, tetapi tidak menekan terlalu keras.Setiap inci kulit pria itu bergesekan dengan gaun tidurnya. Janice melirik sekilas ke bawah, lalu terbata-bata. "Kamu ... kamu nggak pakai lagi?""Mm, lagi." Jason menjawab dengan santai, "Tenagamu besar sekali waktu mabuk. Kamu nggak izinin aku pakai, malah mau pegang ... um ...."Janice buru-buru menutup mulut Jason, pipinya merah padam. "Aku mabuk, aku lupa, jadi nggak termasuk dalam hitungan.""Nggak termasuk dalam hitungan?" Jason perlahan menurunkan tubuhnya, sampai sesuatu bersentuhan. "Temanku yang di bawah sana nggak terima.""Kamu! Dasar nggak tahu malu! Pokoknya aku nggak ingat!" Rona merah menyebar ke seluruh tub
Baca selengkapnya