All Chapters of Pembalasan sang Istri Tertindas: Chapter 1541 - Chapter 1550

Janice diam-diam mengamati Jason. "Kalau begitu, kenapa kamu mandi?"Jason menjelaskan, "Ada obat perangsang juga di parfum dipakainya. Kalau aku nggak mandi, orang yang belum minum penawar juga bisa kacau kalau mencium aromanya."Janice menganggukkan kepala sambil menuangkan teh untuk dirinya sendiri. Namun, dia tiba-tiba mengingat sesuatu, lalu mengangkat kepala dan menatap Jason. "Jason, kenapa tadi kamu bisa bilang kalau minuman yang aku kasih pasti nggak bermasalah? Kalau memang nggak ada masalah, bagaimana kamu bisa terkena obat itu? Kenapa kamu nggak memberitahuku kebenarannya juga?"Jason menjawab, "Karena aku sama seperti kamu, aku juga mengira minuman yang kamu kasih itu bermasalah. Kalau begitu, targetnya justru berubah jadi kamu. Aku nggak boleh bertindak gegabah dan harus segera memindahkanmu dan Vega, seperti yang aku lakukan sekarang."Janice terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Pantas saja saat berada di River Bay siang tadi, Jason langsung menyuruhnya memecahkan bara

Jason tidak menjelaskan dengan rumit, "Kita semua sudah tertipu Bu Yvonne.""Dia bilang Papa mau punya anak baru," kata Vega dengan marah karena dia sangat peduli dengan hal ini."Nggak ada, anak Papa hanya kamu," jelas Jason dengan sabar."Benarkah?" tanya Vega sambil menatap Jason."Benar," jawab Jason dengan tegas sambil menganggukkan kepalanya.Saat itu, Janice keluar dari kamar. "Apa yang kalian lakukan? Pagi-pagi sudah saling berpelukan begitu."Vega bertolak pinggang dan menjawab, "Mengobrol."Janice tidak bisa menahan tawanya, tetapi segera berusaha terlihat serius kembali. "Jadi, bagaimana dengan hasilnya?"Vega melirik Jason, lalu berkata, "Untuk sementara ini, aku percaya dia dulu."Janice menganggukkan kepala. "Baiklah, aku ikut kamu. Bagaimana kalau kita sarapan dulu?"Begitu Janice selesai berbicara, perut Vega langsung keroncongan.Jason berkata, "Aku sudah minta orang mengantar sarapannya, seharusnya sebentar lagi sampai."Baru saja Jason selesai berbicara, bel pintu pu

Jason mengalihkan pandangannya, lalu berhenti tepat pada Yuvan.Yuvan sempat terkejut karena selama ini dia selalu berhati-hati dan tidak pernah menunjukkan celah sedikit pun.Jason berkata dengan nada tenang, "Kemampuan Yuvan menonjol, pasti bisa berkembang pesat kalau masuk ke perusahaan mana pun. Tapi, dia malah memilih jadi karyawan kecil di Grup Bakara."Mendengar perkataan itu, Yuvan buru-buru menjelaskan, "Pak Jason, aku hanya merasa Grup Bakara pasti akan bangkit kembali suatu hari nanti, jadi aku baru memilih untuk bergabung. Lagi pula, aku selalu bekerja keras dan nggak pernah melakukan kesalahan. Apa itu juga salah?"Jason menjawab dengan tenang, "Bekerja keras memang nggak salah, tapi kesalahanmu adalah terlalu terburu-buru menonjolkan diri. Cara kerjamu akan terlihat saat kamu terlalu menonjol dan jelas sekali kemampuanmu dibentuk berdasarkan sistem manajemen Grup Bakara. Orang yang memahami Grup Bakara dan bisa melatihmu itu nggak banyak."Setelah mengatakan itu, Jason me

Kerutan di sekitar mata Bronton terlihat makin dalam, membuat wajahnya terlihat sangat muram. Dia meletakkan tangannya di punggung dan berkata, "Lalu?"Jason menambahkan, "Lalu, kalian memanfaatkan situasi itu untuk memaksaku melindungi Yvonne dan anaknya. Dengan begitu, kalian berhasil merusak hubunganku dengan Janice."Mendengar perkataan itu, Janice akhirnya memahami seluruh peristiwanya. "Yang paling ingin memisahkan aku dan Jason adalah Anwar. Kalau dia membuat keributan di Keluarga Bakara, Jason akan makin yakin dia dan Yvonne sedang berakting. Hubungan Jason dan Anwar akan makin renggang.""Meskipun Jason berusaha menyelidiki kebenarannya, dia hanya akan berpikir minuman yang aku kasih itu bermasalah. Jason nggak sengaja minum obat herbal itu karena aku, sedangkan Yvonne adalah korban yang nggak bersalah. Demi reputasinya, Jason tentu saja harus melindungi Yvonne. Sementara itu, celah antara aku dan Jason hanya akan makin membesar."Bronton mendengus. "Omong kosong. Kalau Yvonne

Anna berbicara sampai napasnya terengah-engah.Mendengar Anna berkata dia sudah mengecewakan adiknya, wajah Bronton langsung pucat pasi.Anna maju dan menopang tubuh Bronton. "Saat Lid lahir, kamu diam-diam menyeka air mata karena dia begitu mirip dengan ibunya Jason. Dia sudah berkorban terlalu banyak demi Keluarga Bakara."Bronton menggigit bibirnya. "Kamu nggak mengerti, kamu nggak mengerti ...."Anna melanjutkan, "Sudahlah, jangan sembarangan lagi. Jason nggak mengakui anak itu, Yvonne juga bukan mesin untuk melahirkan. Dia ini masih gadis muda. Kalau dia tiba-tiba melahirkan seorang anak, bagaimana kehidupannya kelak? Pura-pura semua ini nggak pernah terjadi?"Bronton langsung terdiam, hanya mengernyitkan alisnya.Namun, kata-kata Anna ternyata terdengar sampai ke luar ruangan dan kebetulan Yvonne mendengarnya. Dia pun menggenggam ujung roknya dengan erat. Selama berada di dekat Anna, dia sebenarnya merasa sangat senang karena Anna berbeda dari para nyonya besar lainnya. Dia pun m