"Kenapa, Mas?" tanya Andri dengan polosnya.Arkan mendengus kesal, lalu mengusap wajahnya dengan kasar."Dek, kamu lihat itu jam," ucapnya sambil menunjuk ke arah sudut kamar. "Ini udah hampir jam setengah sebelas malem, Dek. Dan kamu minta meluk Optimus Prime? Astagfirullah!"Andri menunduk, lalu membelai pelan perutnya. "Tapi dedek yang minta, Mas. Kalau udah dia yang minta aku bisa apa?""Dede, dede, dede terus! Terus aja jadiin dede sebagai alasan keinginan kamu yang nggak masuk akal itu! Kamu nggak tau ini udah malem? Aku tuh capek, Andri, capek!" seru Arkan dengan sedikit frustasi.Andri terdiam. Dadanya terasa sakit melihat Arkan yang memarahinya itu. Matanya mulai berkaca-kaca dan tak lama ia pun terisak.Arkan yang berada disebelahnya, mengacak rambutnya frustasi, lalu mendesah pelan."Ya udah, ayo," ucapnya seraya bangkit dari tidurnya.Andri menggeleng pelan. "Nggak usah, Mas. Aku tahu kamu pasti capek, kan?"Arkan menggeleng. "Nggak, Dek. Maaf, tadi Mas cuma kelepasan emo
Terakhir Diperbarui : 2025-05-07 Baca selengkapnya