Pemuda itu bergerak cepat, tubuhnya meluncur ke depan bagai anak panah, dilapisi cahaya merah dari aura pedangnya. Ujung bilahnya membelah udara, membentuk riak energi yang memancar panas. Namun Xuan Li tetap berdiri di tempatnya, matanya dingin, tubuhnya tak bergeming.Penduduk Suku Bunga mulai berdatangan. Mereka berkerumun di balik pilar dan lorong-lorong taman batu. Bisik-bisik terdengar. Sebagian tidak mengenal pria berjubah hitam itu, tapi nama Hu Tiandi, murid inti dari Sekte Api Timur, salah satu sekte pendukung Istana Bunga, sudah lama bergema di kalangan mereka.Hu Tiandi dikenal angkuh, berbakat, dan tak pernah kalah dalam duel formal.Namun kini, saat pedangnya hampir menyentuh dada lawan, mata Xuan Li menyipit sedikit. Jari-jarinya bergerak, seolah hanya menepis angin.Craaak!Gelombang energi tak terlihat menghantam pedang Hu Tiandi, membuatnya terpental ke samping. Tubuh Hu Tiandi ikut terhempas, tumitnya menggores pelataran batu, meninggalkan jejak sepanjang tiga zh
Last Updated : 2025-05-02 Read more