Share

Chapter 399

Author: MISTERIOUS
last update Last Updated: 2025-05-02 21:11:53

“Kita harus secepatnya menemukan jalan keluar dari tempat ini,” gumam Xuan Li. Suaranya datar, namun tegas.

Mereka melangkah menyusuri tanah tandus yang retak. Mo Xiang berjalan di belakangnya, tangan kanan siaga di gagang pedang. Mereka dikelilingi kesunyian. Udara begitu diam seolah waktu pun enggan bergerak.

Langit kelabu menggantung rendah, menekan bumi yang gersang. Tidak ada angin, tidak ada aroma tanah, hanya kehampaan. Ini bukan tempat biasa. Wilayah ini mati atau sedang menunggu sesuatu yang akan bangkit.

Tiba-tiba, raungan menggetarkan udara. Suara itu bukan suara binatang biasa, tapi suara makhluk yang pernah mengenal penderitaan dan menyimpannya dalam tiap geramannya.

Xuan Li menajamkan inderanya. “Dari arah barat laut,” bisiknya.

Mo Xiang mengangguk. “Jauh, tapi cepat.”

Langkah mereka terhenti saat sebuah bayangan melintas di tebing atas. Lalu satu lagi. Dan satu lagi.

Dalam waktu kurang dari sepuluh napas, mereka telah terkepung.

Makhluk-makhluk itu bermunculan dari bali
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin seru
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 400

    Tanpa menoleh ke belakang, Xuan Li dan Mo Xiang berlari secepat mungkin. Bayangan ratusan makhluk kutukan masih terngiang di benak mereka, tapi tak ada waktu untuk gentar.Celah sempit di antara dua tebing mulai menyempit. Di belakang mereka, suara runtuhan dan raungan kembali terdengar. Penjaga bertopeng itu ternyata belum mati.Aura kutukan menyembur dari tubuhnya, mengguncang langit yang kelabu. Tanah bergetar. Makhluk-makhluk kutukan bangkit kembali seperti tak mengenal lelah.“Dia datang lagi!” Mo Xiang menggertakkan gigi. Luka di bahunya belum sembuh sepenuhnya, tapi ia tetap menggenggam pedangnya erat.“Lompat!” Xuan Li tiba-tiba menarik kerah bajunya dan melempar tubuh Mo Xiang ke arah pintu cahaya yang mulai meredup di ujung jalan.Mo Xiang tak sempat membantah. Tubuhnya melesat ke dalam celah dimensi itu.Xuan Li berbalik, menghadang gelombang terakhir makhluk kutukan. Ia tak bicara. Hanya satu gerakan tangan, dan tekanan spiritual meledak dari tubuhnya.Penjaga bertopeng i

    Last Updated : 2025-05-03
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 401

    Kedua tangan Xuan Li bergerak cepat membentuk pola-pola esoterik. Jarinya menusuk udara, menggambar jalur-jalur spiritual yang hanya bisa dibaca oleh mata yang terlatih. Ketika formasi itu terbentuk, energi spiritual di sekitarnya bergolak. Aliran halus seperti kabut biru keperakan menyatu dengan sisa-sisa segel di lantai, menyusup ke dalam celah-celah yang telah retak dan membangunkan pola kuno yang nyaris punah. Samar-samar, lingkaran itu mulai menyala. Cahaya pucat melingkar dari pinggiran segel, menyatu satu demi satu, seperti urat nadi yang kembali dialiri darah. Mo Xiang berdiri tak jauh, menatap dengan napas tertahan. “Kau… memperbaikinya?” Xuan Li tidak menjawab langsung. Matanya masih menatap lantai, memastikan tidak ada reaksi berlebihan dari segel itu. Beberapa detik berlalu tanpa ledakan atau gangguan spiritual. “Sudah cukup untuk menahan roh yang terikat di sini,” katanya akhirnya. “Tapi ini bukan segel penuh. Hanya tambalan.” Mo Xiang mengangguk, lalu memandan

    Last Updated : 2025-05-03
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 402

    Setelah melewati lorong-lorong yang berliku tanpa arah pasti, Xuan Li dan Mo Xiang akhirnya tiba di sebuah dataran cekung yang nyaris tertutup puing reruntuhan. Di tengahnya, tersembunyi di balik batu-batu patah dan debu, terdapat sebuah platform bundar dari batu hitam. Permukaannya dipenuhi ukiran-ukiran melingkar yang membentuk pola formasi, meski sebagian besar telah tertutup lumpur dan pecahan kristal mati.Xuan Li mengerutkan alis. Ia menatap sebentar ke arah pola yang tersisa, lalu mengangguk pelan. “Formasi teleportasi,” gumamnya. “Model kuno... tapi masih utuh.”Mereka mulai menyingkirkan puing-puing yang menghalangi. Pilar-pilar kecil di sekeliling platform akhirnya terlihat. Tingginya hanya setinggi pinggang, namun masing-masing dipenuhi ukiran garis-garis yang membentuk simpul energi. Saat cahaya samar langit kelabu menyentuh formasi itu, pola-pola itu perlahan menyala.Mo Xiang menyeka keringat dari dahinya. “Apa ini masih bisa digunakan?”Xuan Li tidak menjawab. Ia mero

    Last Updated : 2025-05-03
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 403

    Xuan Li menyimpan bola kristal merah darah itu ke dalam ruang penyimpanan internalnya tanpa berkata apa-apa. Tangannya bergerak tenang, tapi tatapannya tetap awas. Energi di tempat ini terlalu aneh. Satu kesalahan kecil bisa membuat mereka binasa.“Jangan sentuh apa pun,” ucapnya singkat.Mo Xiang mengangguk. Langkah mereka kembali bergerak, menyusuri lorong gelap dengan dinding batu yang dingin dan berembun. Jejak simbol kuno masih terlihat samar di sepanjang jalan, seperti sisa mantra dari zaman yang telah lama terlupakan.Kabut di sekeliling mereka mulai menipis, tapi kegelapan masih menelan jarak pandang. Xuan Li mengangkat tangan, menyalurkan seberkas energi spiritual ke mata. Irisnya bersinar tipis, dan dunia di sekitarnya perlahan berubah. Kontur, bentuk, dan detail mulai terlihat lebih jelas."Gunakan teknik ini," ujarnya, mengajarkan pola sirkulasi sederhana untuk menyelubungi penglihatan dengan lapisan energi spiritual.Mo Xiang mencoba, dan berhasil. Dalam beberapa detik,

    Last Updated : 2025-05-04
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 404

    “Tempat ini tidak benar-benar hidup, tapi juga belum mati. Sesuatu di bawah menara itu... menjaga keseimbangan.”Mo Xiang mengernyit, gelisah. “Menjaga dari apa?”Xuan Li menggeleng pelan. “Belum tahu. Tapi jika kita ingin keluar dari sini, kita harus mengerti cara kerja tempat ini.”Diam sesaat. Suara dari luar rumah, raungan rendah, langkah berat makhluk iblis, dan bisikan asing, menjadi latar yang menguatkan suasana.“Apa maksudmu tinggal di sini? Kita menyusup di sarang musuh,” kata Mo Xiang, nada suaranya tertekan.“Bukan menyusup,” jawab Xuan Li. “Kita sedang beradaptasi.”Mo Xiang berdiri, berjalan mondar-mandir. “Aku tahu ini kedengaran gila, tapi… kita bahkan tidak tahu apa yang mereka makan, bagaimana mereka hidup, atau apakah mereka bisa mencium aura manusia!”“Tenang,” Xuan Li memotong, suaranya tajam. “Ras iblis ini bukan satu bangsa. Mereka tercerai-berai. Desa ini terlihat seperti penampungan para pengungsi. Mereka tidak peduli siapa yang datang, asal tidak mengganggu k

    Last Updated : 2025-05-04
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 405

    Di depan menara, berdiri sosok tinggi besar, tubuhnya dibalut jubah dari kulit hitam kelam, wajahnya tersembunyi di balik topeng bergigi. Energi yang memancar darinya tidak liar, tapi terfokus. Kaku, terlatih."Itu bukan iblis biasa," pikir Xuan Li. "Penjaga. Bukan warga desa. Dan dia sadar akan keberadaanku."Aura pria itu menyapu sekitarnya seperti tombak tajam. Ketika pandangannya menembus kabut dan berhenti tepat ke arah Xuan Li bersembunyi, senyum tipis muncul di wajah sang pemburu.Penjaga menara mengangkat tangannya. Suaranya bergema, tegas dan kasar.“Makhluk asing. Mundur. Desa ini bukan untukmu. Jika kau menolak, kau akan ditandai sebagai pembawa kekacauan.”Suara itu membawa tekanan spiritual ringan, namun jelas mengandung peringatan. Beberapa makhluk desa yang tadinya mendekat kini menjauh, seolah tahu apa yang akan terjadi.Namun Xuan Li tidak melangkah mundur. Ia melangkah keluar dari balik bayangan, perlahan. Langkahnya menginjak batu-batu kasar, tanpa niat menyembunyik

    Last Updated : 2025-05-05
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 406

    Penjaga menara akhirnya mengalah.Ia menatap pemuda di depannya, napasnya kasar namun tidak lagi dipenuhi amarah. Bila ia memaksa menahan Xuan Li lebih lama, bukan hanya dirinya yang hancur, desa buangan ini bisa lenyap bersama fondasinya.“Pergilah,” katanya pelan. “Jangan kembali… jika tidak ingin semuanya berakhir buruk.”Xuan Li hanya mengangguk tipis, tak bicara sepatah kata pun. Tubuhnya masih tenang, tapi mata itu menyimpan sesuatu yang tak bisa ditebak. Dengan satu gerakan, ia mengangkat tangan dan mengirimkan sinyal spiritual.Tak lama, Mo Xiang muncul dari balik kabut. Ia berlari kecil dan berdiri di sisi Xuan Li, napasnya masih sedikit berat karena baru saja menembus penghalang dimensi.“Sudah selesai?” tanya Mo Xiang lirih.“Belum,” jawab Xuan Li. “Tapi kita tak perlu tinggal di sini.”Penjaga menara tidak bicara lagi. Ia mengangkat tangannya, menciptakan pusaran ruang di udara. Sebuah celah terbuka, memancar aura kelam bercampur tekanan spiritual yang menusuk.Tanpa ragu,

    Last Updated : 2025-05-05
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 407

    Beberapa hari setelah menetap di reruntuhan, apa yang dinanti Xuan Li akhirnya datang.Pagi itu, langit kelam masih menggantung seperti biasa. Mo Xiang duduk bersandar di dinding, telinganya terangkat seperti biasa, tapi tidak bicara sepatah kata pun. Di sisi lain, Xuan Li membuka mata perlahan. Ada gelombang spiritual yang baru saja melewati ambang pengamatannya, bukan kekuatan sembarangan, tapi terarah, mengincar.Langkah kaki terdengar dari kejauhan. Berat, ritmis, bukan sembarang iblis pengembara. Mereka datang dengan maksud.Lima sosok mendekat. Tubuh-tubuh mereka tinggi dan kurus, kulit gelap mengilat dengan guratan seperti bekas luka terbakar. Dua di antaranya membawa senjata berujung bengkok yang tampak dipakai untuk mencabik, bukan menebas. Di tengah kelompok itu berdiri satu makhluk yang mengenakan mantel hitam lusuh, matanya berwarna perak pucat.Begitu mereka cukup dekat, pemimpin kelompok itu mengangkat tangan. Mulutnya bergerak, mengeluarkan suara aneh, serak dan dalam,

    Last Updated : 2025-05-05

Latest chapter

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 415

    Langit Kota Kedua tetap suram. Kabut abu-abu menutupi atap-atap batu. Tidak ada matahari di sini, hanya tekanan samar dari langit gelap yang seolah mengintai setiap gerak makhluk di bawahnya.Begitu Xuan Li dan Mo Xiang keluar dari pusaran dimensi, keduanya langsung menuju penginapan kecil yang sebelumnya mereka tinggali. Tidak ada kata yang keluar selama perjalanan, hanya langkah kaki dan napas yang belum sepenuhnya tenang.Begitu pintu kamar tertutup rapat, Mo Xiang langsung memecah keheningan.“Kakak Wu Yu… kau sungguh akan datang ke tempat mereka tiga hari lagi?” Suaranya pelan, tapi tegang. Sorot matanya mencerminkan rasa takut yang tak bisa disembunyikan.Xuan Li duduk di sisi ranjang. Ia tidak langsung menjawab. Kepalanya sedikit menunduk, seperti mempertimbangkan sesuatu yang terlalu berat untuk diucapkan.“Iya,” katanya akhirnya. Satu kata, tegas, tanpa ragu.Mo Xiang membeku. “Tapi mereka... mereka bukan orang biasa. Ras iblis itu… mereka memperlakukan manusia seperti bahan

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 414

    Langkah Xuan Li dan Mo Xiang baru saja melewati gerbang batu Aula Awan ketika hawa di sekitarnya berubah. Tidak drastis, tapi cukup tajam bagi seorang kultivator untuk langsung waspada.Suara tapak kaki datang dari belakang. Berat. Terukur.Xuan Li berhenti, tubuhnya tetap menghadap ke depan, tapi telinganya menajam. Di belakang mereka, seorang pria berdiri di seberang jalan sempit yang dibatasi dinding-dinding batu hitam.“Jangan panik,” gumam Xuan Li pelan pada Mo Xiang. Lalu ia perlahan membalikkan badan.Pria itu berpostur tinggi, dengan jubah hitam menyelimuti tubuhnya. Wajahnya tampak tenang, tapi mata yang sempit dan menyala keunguan memancarkan sesuatu yang tidak ramah. Seolah-olah ia melihat dua binatang percobaan yang baru keluar dari kandang.“Tidak biasanya ada wajah asing berkeliaran di pagi seperti ini,” ucap pria itu tanpa senyum.Suara pria itu berat, namun terkontrol. Tidak lantang, tapi menggema samar di antara bangunan batu di sekitar mereka.Xuan Li tidak menjawab.

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 413

    Malam itu mereka tidak banyak bicara. Setelah percakapan singkat di kamar penginapan itu, keduanya tenggelam dalam keheningan.Xuan Li duduk bersila di dekat jendela, memejamkan mata dan menarik napas panjang. Energi spiritual di dimensi ini, meski mengandung aroma iblis yang tajam, tetap bisa diserap olehnya. Bahkan lebih mudah meresap dibandingkan energi alam dunia manusia.Ia memfokuskan aliran itu menuju dantiannya, membiarkan kekosongan dalam tubuhnya perlahan terisi kembali.Mo Xiang duduk tidak jauh darinya. Meski postur meditasinya belum sempurna, ia berusaha keras meniru Wu Yu. Wajahnya masih menyimpan kecemasan, tapi napasnya mulai tenang. Ia sadar, tempat ini bukan tempat yang bisa dilalui hanya dengan semangat dan keberanian.Waktu berlalu. Malam berganti.Keesokan harinya, cahaya tidak pernah benar-benar muncul. Dimensi iblis tidak mengenal terang. Tapi langit yang semalam pekat seperti tinta kini agak memudar, cukup untuk disebut pagi. Lampu kristal spiritual di sepanjan

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 412

    Tubuh Xuan Li mendarat ringan di atas batu hitam yang hangat oleh aliran energi spiritual. Aura teleportasi di sekelilingnya mulai menghilang, menyisakan sisa pusaran tipis di udara. Di sampingnya, Mo Xiang terbatuk pelan, tubuhnya masih terguncang oleh efek perpindahan ruang yang mendadak.Xuan Li menoleh, alisnya sedikit mengerut. “Kau ikut,” ucapnya singkat.Mo Xiang mengangguk tanpa ragu. “Aku tak bisa membiarkanmu pergi sendiri, Wu Yu.”Tak ada kemarahan dalam sorot mata Xuan Li. Ia justru menatap pemuda itu lebih lama, seperti menimbang sesuatu. Pada akhirnya, ia hanya menghela napas pelan.“Terserah padamu. Kuharap tidak menyesal.”Tanpa berkata lagi, Xuan Li menoleh dan mulai berjalan menjauh dari platform teleportasi. Tempat itu sunyi. Tidak ada penjaga. Tidak ada iblis yang menyambut. Hanya sisa formasi di lantai yang masih memancarkan kilatan samar, lalu padam sepenuhnya.Namun dari kejauhan, samar-samar terdengar suara keramaian. Musik, tawa, dan denting logam yang saling

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 411

    Xuan Li berdiri lama di sisi tempat tidur sebelum akhirnya berbalik dan melangkah keluar dari kamar penginapan. Di pojok ruangan, Mo Xiang masih terlelap, napasnya tenang. Ia sengaja tidak membangunkannya.Dengan satu gerakan jari, Xuan Li menyematkan tanda pelacak ke lengan jubah Mo Xiang, sebuah segel tipis yang hanya akan aktif bila Xuan Li menyentuhnya langsung atau dalam keadaan darurat. Ia tidak ingin Mo Xiang ikut terseret dalam hal ini."Kau sudah cukup membantuku," pikirnya.Suara dalam darahnya terus memanggil. Sejak ia menyentuh pecahan Lonceng Pengubah Takdir malam tadi, resonansi itu tumbuh lebih kuat, mengarahkannya menuju pusat kota ini, tepat ke jantung formasi spiritual yang mengikat tempat ini seperti jaring laba-laba.Xuan Li menyusuri jalan-jalan kota iblis yang dingin dan sepi. Kabut di jalanan mengendap di permukaan batu seperti napas makhluk hidup. Beberapa iblis bermata merah memperhatikannya dari kejauhan, sebagian besar hanya menatap lalu pergi. Namun, saat i

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 410

    Kabut hitam menyelimuti jalan setapak yang mulai berubah menjadi bebatuan hitam halus. Xuan Li melangkah diam-diam, pikirannya masih dipenuhi gema suara yang berasal dari dalam dirinya. Ia menoleh ke arah Mo Xiang yang berjalan setengah langkah di belakangnya. Mereka tak berbicara, tapi keduanya tahu: mereka tersesat."Bao Tingyi sudah terlalu jauh," gumam Mo Xiang, matanya menatap ke kejauhan yang buram. "Kita tak bisa menyusul."Xuan Li tidak menjawab. Matanya menyisir lingkungan sekitar. Tidak ada jejak pertempuran, tidak ada tanda keberadaan tim mereka. Apa yang barusan terjadi, serangan dari dua faksi berbeda, membuyarkan formasi dan arah mereka. Kini mereka sendirian, di jantung wilayah iblis.Langkah mereka membawa mereka ke dataran lebih rendah. Kabut mulai menipis, berganti dengan hawa dingin yang menusuk tulang. Di hadapan mereka, berdiri sebuah kota, terlihat lebih tertata dibandingkan reruntuhan yang mereka lalui sebelumnya. Pilar-pilar batu berukir, rumah-rumah tinggi de

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 409

    Xuan Li melesat ke depan. Tanpa suara, tanpa aba-aba. Hanya gerakan secepat bayangan yang meluncur di tengah kabut gelap.Cahaya merah dari sepasang mata iblis menyala tajam, tapi tak sempat bereaksi saat telapak tangan Xuan Li menembus dadanya. Darah hitam menyembur. Mayat itu jatuh tanpa suara.Di sekitarnya, pengintai faksi musuh yang lain mencoba melawan. Tapi di dimensi ini, dunia iblis, tanah yang bukan milik manusia, Xuan Li lebih dari sekadar kuat. Energi spiritualnya menyatu bersama aliran gelap di tanah, udara, dan bahkan tulang yang tersembunyi di balik kabut.Seolah dunia ini mengenalinya. Menerimanya. Memberinya kekuatan.Satu per satu musuh roboh. Tidak ada peringatan. Tidak ada belas kasihan. Xuan Li bergerak cepat, tenang, dan presisi. Setiap serangan mengenai titik vital. Bahkan sebelum mereka menyadari bahwa sedang diserang, tubuh mereka telah terbaring diam selamanya.Dalam waktu tak sampai seperempat jam, kamp pengamatan faksi Aska tinggal reruntuhan dan mayat.Mo

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 408

    Faksi itu tidak memiliki nama, atau setidaknya tidak satu pun yang diucapkan dengan suara keras. Di sepanjang jalan, para anggota tidak banyak bicara. Mereka hanya memberi isyarat dengan tangan atau saling bertukar pandang. Seperti kawanan hewan yang sudah saling memahami tanpa perlu kata.Bao Tingyi, si makhluk bermantel hitam, memimpin perjalanan. Langkahnya tegap, tubuhnya tidak terlalu besar, tapi aura yang memancar dari punggungnya membuat siapa pun enggan mendahuluinya.Xuan Li dan Mo Xiang mengikuti tanpa suara. Di belakang mereka, dua iblis pengintai menjaga jarak, seperti bayangan yang tak punya wajah.Mo Xiang mendekat ke Xuan Li dan berbisik, “Mereka seperti sekumpulan roh yang lupa caranya menjadi hidup.”Xuan Li tidak menanggapi. Pandangannya tertuju ke depan. Bau tanah busuk dan uap darah tipis menyesaki udara. Semakin dalam mereka masuk ke wilayah ini, semakin ia merasa tubuhnya bereaksi aneh. Denyut spiritualnya selaras dengan aliran di sekitarnya, seolah tempat ini m

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 407

    Beberapa hari setelah menetap di reruntuhan, apa yang dinanti Xuan Li akhirnya datang.Pagi itu, langit kelam masih menggantung seperti biasa. Mo Xiang duduk bersandar di dinding, telinganya terangkat seperti biasa, tapi tidak bicara sepatah kata pun. Di sisi lain, Xuan Li membuka mata perlahan. Ada gelombang spiritual yang baru saja melewati ambang pengamatannya, bukan kekuatan sembarangan, tapi terarah, mengincar.Langkah kaki terdengar dari kejauhan. Berat, ritmis, bukan sembarang iblis pengembara. Mereka datang dengan maksud.Lima sosok mendekat. Tubuh-tubuh mereka tinggi dan kurus, kulit gelap mengilat dengan guratan seperti bekas luka terbakar. Dua di antaranya membawa senjata berujung bengkok yang tampak dipakai untuk mencabik, bukan menebas. Di tengah kelompok itu berdiri satu makhluk yang mengenakan mantel hitam lusuh, matanya berwarna perak pucat.Begitu mereka cukup dekat, pemimpin kelompok itu mengangkat tangan. Mulutnya bergerak, mengeluarkan suara aneh, serak dan dalam,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status