All Chapters of TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG: Chapter 561 - Chapter 570

Suara gong berkumandang memecah keheningan malam di Desa Bambu Hijau. Penduduk yang sudah terlelap dalam tidur mereka terpaksa bangun, keluar dari rumah-rumah sederhana mereka dengan wajah bingung dan khawatir."Berkumpul di lapangan desa! Sekarang juga!" Yan Hui berdiri di atas kuda hitamnya, suaranya menggelegar dengan otoritas seorang pejabat istana. Jubah resmi berwarna ungu yang dikenakannya berkibar tertiup angin malam, menampilkan lambang naga emas di dadanya yang menandakan kedudukannya yang tinggi.Di belakangnya, pengawal berkuda mengawasi dengan tatapan tajam. Mata mereka berkilau dengan cahaya merah redup yang aneh, tanda bahwa kekuatan gelap sudah mengalir dalam tubuh mereka.Penduduk desa bergerak perlahan menuju lapangan tengah. Anak-anak menangis dalam pelukan orang tua mereka, sementara para lansia saling berpegangan tangan, merasakan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi."Tuan Yan," Kepala Desa Li yang sudah berumur enam puluh tahun melangkah maju dengan gemetar. "

Liontin di lehernya tidak hanya retak, tapi hancur berkeping-keping. Energi gelap yang selama ini melindunginya menghilang, meninggalkan tubuh yang sudah rusak parah."Aku adalah orang yang kau bunuh," Xuan Li berkata pelan namun jelas. "Xuan Li. Pangeran kedua yang 'bodoh' itu."Mata Yan Hui membelalak lebar. Bahkan dalam keadaan sekarat, ia masih bisa mengenali suara itu. Suara sahabat yang pernah ia bunuh lima belas tahun lalu."Xuan... Li...?" ia terbatuk darah. "Tapi kau... kau sudah mati... Aku yang membunuhmu...""Ya, kau membunuhku," Xuan Li mengangguk. "Dan sekarang aku membalas dendamku."Energi gelap mengalir semakin deras. Yan Hui merasakan nyawanya perlahan meninggalkan tubuh, sama seperti yang pernah ia rasakan ketika Xuan Li tewas di tangannya dulu."Maafkan... aku..." bisiknya dengan suara lemah. "Aku... aku dipaksa... Kaisar mengancam keluargaku...""Terlambat untuk minta maaf," Xuan Li memutus aliran energi. "Dan jangan berbohong di saat-saat terakhir. Kau tadi denga

Xuan Li mulai mengaktifkan teknik pemurnian. Energi gelap perlahan dipisah-pisahkan, bagian yang kotor dibuang melalui pori-pori kulit, sementara bagian yang murni disimpan dan dipadatkan.Proses ini berlangsung selama tiga hari tiga malam. Keringat hitam mengalir dari tubuhnya, mengeluarkan racun spiritual yang terakumulasi dari berbagai pertarungan. Perlahan, energi dalam tubuhnya menjadi lebih stabil dan terkendali.Di hari keempat, Xuan Li membuka mata. Pupil heterokromnya, berkilau dengan cahaya yang berbeda dari sebelumnya. Energi gelap dalam tubuhnya kini benar-benar murni, bebas dari kontaminasi yang bisa mempengaruhi pikirannya.Ketika ia bangkit, sesuatu yang aneh terjadi.Energi gelap yang sudah dimurnikan mulai bergerak ke punggungnya, berkumpul dan mengalir keluar melalui tulang belikatnya. Cahaya hitam mengental di udara, membentuk struktur yang mengejutkan.Sepasang sayap hitam terbentuk di punggungnya.Sayap itu tidak solid seperti sayap burung biasa, melainkan terbuat

Xuan Li memutar tubuh dan berjalan menuju cermin besar di sudut ruangan. Refleksi yang menatapnya kembali adalah sosok yang sudah sangat berbeda dari Pangeran Kedua yang lemah dulu.Mata heterokrom yang berkilau dengan kekuatan campuran dewa dan iblis. Wajah yang tampan namun dingin, dengan aura yang bisa membuat kultivator tingkat rendah pingsan hanya dengan merasakan tekanan spiritualnya."Xuan Huayin," Xuan Li memanggil nama ayahnya dengan nada yang penuh kebencian. "Engkau begitu sibuk mencari bayangan pembunuh, padahal pembunuh sejati berdiri tepat di hadapanmu setiap hari selama bertahun-tahun."Energi gelap di sekitarnya semakin mengental. Tanpa sadar, sepasang sayap hitam yang terbuat dari energi kegelapan murni mulai terbentuk di punggungnya. Sayap itu mengepak sekali, menciptakan angin kencang yang membuat semua kertas di meja berhamburan."Tapi tidak apa-apa," Xuan Li melanjutkan sambil menstabilkan emosinya. Sayap hitam perlahan memudar kembali ke dalam tubuhnya. "Biarlah

"Tingkatkan patroli," ia memerintahkan. "Ketenangan seperti ini sering kali menjadi pertanda badai yang lebih besar akan datang.""Baik, Tuan."Setelah Jian Cheng pergi, Xuan Li kembali sendirian dengan amarah yang menggerogoti hatinya. Ia berjalan ke meja dan mengambil kertas kosong untuk menulis pesan balasan kepada agen-agennya."Hentikan sementara aktivitas mata-mata di ibukota," ia menulis dengan tulisan tangan yang rapi. "Investigasi besar-besaran membuat situasi terlalu berbahaya. Pindah ke kota-kota kecil dan laporkan perkembangan dari sana."Setelah menulis beberapa pesan, Xuan Li memanggil burung-burung transmisi spiritual untuk mengirimkan instruksi kepada agen-agennya. Ia tidak ingin kehilangan mata-mata yang sudah susah payah dibangun selama bertahun-tahun.Saat burung terakhir terbang menuju cakrawala, Xuan Li duduk di kursinya sambil memijat pelipis. Kepalanya berdenyut karena amarah yang tidak bisa ia lampiaskan sepenuhnya."Jika bukan karena rakyat tak berdosa," ia be