"Aaa … badanku capek sekali, kenapa kau malah mengingatkan itu?!" rengek Wahda. Teratai terkekeh. ***Petugas resepsionis menatap heran. Arsa yang baru saja menerima titipan lunch box, bukannya langsung membawa ke kantor, malah membongkarnya di atas meja resepsionis. Ia tersenyum kecut. Ketika melihat hanya satu sendok dengan garpu."Terima kasih," ucapnya lesu. Sambil berjalan, sebelah tangannya membuka layar ponsel, lalu aplikasi pelacak. Langkahnya terhenti ketika melihat titik keberadaan Wahda. Ia memerhatikan jam tangannya, seketika keningnya mengerut.***"Maaf, aku tadi terlelap. Tiba-tiba mendengar dia mengerang kesakitan, jadi agak panik. Kesadaranku tak sepenuhnya pulih, tiba-tiba melihat dia kesakitan. Tanpa pikir panjang aku menelponmu," ucap Nurul Hadi sambil menatap Bagus yang terlelap. Akibat reaksi obat yang diberikan dokter. Wahda mengembuskan napasnya. "Syukurlah dia tidak apa-apa." "Besok dia CT scan, kau mau menemaninya 'kan?" Wahda mengedikkan bahunya. "Apa
Terakhir Diperbarui : 2025-05-20 Baca selengkapnya