Hanifa mengendus diri sendiri. Ternyata benar yang dikatakan Tedi. Tubuhnya sangat bau keringat. Hanifa meringis, menunjukkan raut wajah mengenaskan. "Maaf, Mas. Sebenarnya aku udah mandi tapi tadi aku disuruh nyapu, ngepel sama mbak Friska. Kamu bayangin saja, aku harus nyapu dan ngepel rumah sebesar itu. Makanya ... badanku bau keringat. Tapi, aku mau mandi lagi. Sekarang Mas masuk dulu, yuk! Mas belum makan kan?" jelas Hanifa tersenyum manis di depan sang suami. Tedi menganggukkan kepala. "Kamu buka gerbangnya. Aku mau masukin mobil.""Siap, Mas."Hanifa mendorong gerbang rumah Friska yang menjulang tinggi. Melihat penampilan sang istri, Tedi sangat merasa malu. Hanifa hari ini benar-benar seperti pembantu. Wajah kucel, pakaian kumal. Kendaraan yang ditumpangi Tedi sudah memasuki halaman luas rumah Friska. Lelaki itu turun, berjalan agak menjauh dari istrinya. "Siapa yang datang, Nifa?" tanya Friska saat terdengar suara langkah kaki. "Suami aku, Mbak. Mas Tedi udah datang," ja
Terakhir Diperbarui : 2025-04-30 Baca selengkapnya