Lahat ng Kabanata ng Pewaris Naga Majapahit: Kabanata 311 - Kabanata 320

Bab 312. RENCANA PEMBUNUHAN “Mbok kamar saya mana?” kata Ratih yang menolak untuk duduk satu meja dengan Jaka Kelud dengan mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan kamar untuknya. Suminten tidak langsung menjawab pertanyaan Ratih, dia menatap Jaka Kelud untuk menunjukkan kamar mana yang akan ditempatinya. “Bu tolong mbak Ratih di antar ke kamar yang dekat dapur itu bu,” kata Jaka Kelud pada akhirnya setelah melihat tatapan ibunya. Suminten langsung tersenyum ketika Jaka Kelud minta bantuannya, meskipun dia adalah orang tuanya Jaka Kelud, akan tetapi rumah ini adalah rumahnya, sehingga dia tidak berani mendahuluinya. Rumah ini adalah rumah mewah yang tentunya tidak bisa siapa saja menempati kamar yang ada di rumah ini. Apalagi Suminten tahu, kalau kehadiran Ratih di rumah ini adalah sebagai pembantu rumah tangga. Dan Ratih sepertinya juga masih memanggil Suminten dengan panggilan mbok, seperti saat di desa. Tidaklah mudah bagi Ratih untuk merubah pangg

Bab 314. MMA Dia segera membalikkan tubuhnya meninggalkan kedua anak buahnya dan kembali ke mobilnya. “Mereka sudah mati, kita pergi saja tetap ikuti anak itu ke kampus,” kata Bara yang memberi perintah ke anak buahnya untuk menjalankan mobilnya. “Sial, benar sial. Bagaimana mobil mereka bisa hancur seperti itu? Sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka?” maki Bara di dalam mobilnya. Sementara ketiga anak buahnya hanya bisa diam, tidak berani mengeluarkan suara. Mereka bertiga juga ikut melihat, ketika tiba-tiba saja mobil van teman mereka terpental begitu saja seperti tertabrak mobil besar yang tidak terlihat. Saat ini Jaka kelud sudah memasuki halaman Universitas Matrix dan sedang keluar dari dalam mobilnya untuk menuju ke dalam kampus. “Jaka, tunggu sebentar,” tiba-tiba ada seorang mahasiswa memanggil namanya. Jaka segera menoleh ke arah sumber suara, ternyata yang memanggilnya adalah kakak kelasnya. “Ada apa kak?” kata Jaka setelah

Bab 316. GAGAL MANING - GAGAL MANING Karena malam masih belum terlalu larut sehingga masih banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalanan kota Jakarta. Jaka Kelud yang sudah ingin sampai dirumah, tidak berhenti di cafe untuk makan malam. Saat sedang fokus mengemudi sambil mendengarkan suara musik dari speaker mobilnya, tiba-tiba saja Jaka Kelud di kejutkan oleh sebuah mobil dari arah yang berlawanan yang tiba-tiba saja mendatanginya dengan lampu jauh yang terus menyala. “Sialan orang itu bisa mengemudi atau tidak sih? Kenapa dia menyalakan lampu jauh terus-terusan?” geram Jaka Kelud yang segera membanting setir mobilnya di detik-detik kritis agar tidak sampai tertabrak mobil itu. Brak…!! Tiin… tiin… tiin..!Sebuah suara keras terdengar di belakang Jaka Kelud, ketika dia bisa banting setir menghindari tabrakan dengan mobil yang tidak jelas itu. Jaka Kelud segera menginjak rem dan menengok kebelakang untuk melihat apa yang terjadi setelah mobilny

Bab 318. BUTO IJO “Jaka, kita bersenang-senang dulu disini ya? Saya sudah lama tidak main ketempat ini!” kata Arif sambil berteriak di telinga Jaka Kelud. “Bersenang-senang? Kenapa kita bersenang-senang di tempat ini?” sahut Jaka Kelud dengan suara pelan. Tentu saja suar Jaka Kelud tidak didengar Arif, sepertinya dia belum tahu cara berbicara di tempat yang sangat ramai ini. Dengan tubuh bergoyang-goyang, Arif mengajak Jaka Kelud menuju sebuah meja yang kosong. Kemudian Arif mengangkat tangannya sambil menyalakan korek api untuk memanggil pelayan./ Begitu pelayan datang, Arif memesan dua botol anggur merah dan makanan kecil untuk mereka. Jaka Kelud meskipun tidak pernah mendatangi tempat seperti klub malam ini, akan tetapi dia tahu kalau minuman yang di pesan Arif merupakan minuman beralkohol yang di tidak pernah dia sentuh, apalagi dia minum. Setelah pelayan klub malam membuka tutup botol anggur itu, Arif langsung menenggaknya tanpa menggunakan ge

Bab 320. BERTARUNG DI DALAM AIR LAUT JAWA Dia tidak bisa berpikir lambat, tubuh Jaka Kelud terus bergerak menghindari serangan dari bola santet itu. Pemandangan yang sangat menarik se ketika terlihat didalam klub malam, ketika tubuh Jaka Kelud berloncatan ke segala arah untuk menghindari terjangan bola santet. Sebuah pukulan balik Jaka Kelud lakukan yang mencoba untuk menghancurkan bola santet itu. Bummm…! Suara ledakan akibat benturan dari pukulan Jaka Kelud yang menghantam bola santet itu, seketika membuat seisi club malam bergetar. Bahkan saking kuatnya ledakan dari benturan kedua energi, membuat botol anggur dan gelas yang ada diatas meja bartender berjatuhan menimpa para staf yang bersembunyi dibawah meja. “Ini tidak bisa di biarkan, saya harus keluar dari gedung ini sebelum gedung ini ambruk akibat dari pertempuran ini,’ gumam Jaka Kelud sambil terus menghindari bola santet yang berusaha untuk memasuki tubuhnya dan membunuhnya. Akan te