Setelah Farhan pergi, Aisyah tetap terdiam di kursi ruang makan. Dingin pagi itu terasa semakin menusuk, meskipun matahari sudah mulai naik perlahan. Ia menatap kosong ke piring sarapan yang masih menyisakan nasi dan telur yang belum ia habiskan. Perasaannya campur aduk. Ada rasa bersalah, namun juga kekecewaan yang tak bisa ia abaikan."Aku cuma butuh dia ada," gumamnya pelan, hampir seperti berbicara pada dirinya sendiri.Tangannya menyentuh perutnya yang mulai membesar. Ada kehidupan di dalamnya, sebuah keajaiban yang seharusnya menjadi kebahagiaan. Tapi kenapa semuanya justru terasa begitu berat? Ia merasa sendirian, meskipun Farhan selalu berusaha meyakinkannya bahwa ia tidak sendiri.Tiba-tiba, ponselnya yang tergeletak di meja berbunyi. Layar menunjukkan nama Farhan. Aisyah menghela napas dan mengangkatnya tanpa semangat."Mas?" suaranya terdengar datar."Aisyah, aku baru selesai sama Arman. Aku pulang sekarang," suara Farhan terde
Last Updated : 2025-08-13 Read more