Bapaknya Dimas, Pak Darma dengan siaga telah memasangkan kembali selang oksigen yang lembut itu ke hidung sang istri. Meski tidak menunjukkan gejala sesak akut, tetapi untuk berjaga-jaga sebab istrinya terlihat pucat. Khawatir andai kritis lagi. Dimas mengusap-usap kaki ibunya dengan perasan sangat khawatir. Tetapi juga simalakama memandang Amira. Merasa iba dengan gadis itu yang juga pucat dan kebingungan. “Sebentar, Amira, kurasa ibuku masih ingin berbicara.” Dimas tidak tahu lagi bagaimana menyikapi. Bapaknya pun sedang terlihat gelisah dan kini memijat lembut kepala ibunya. “Iya, Mas.” Amira sambil mengangguk. Juga bimbang harus bagaimana bersikap. “Amira … bagaimana jika menunggu di luar dulu? Sepertinya ibunya Dimas ingin berbicara hal lain. Maaf, Amira tidak masalah kan?” tanya Pak Darma tiba-tiba. Nadanya lembut tetapi tegas. Pandangannya hangat dan sedikit tersenyum, membuat Amira tidak mengapa dan merasa berlapang dada. “Baik, Pak. Saya tidak masalah. Mas Dimas, ak
Last Updated : 2025-07-17 Read more