Menjelang maghrib di lantai pertama.Habis satu cangkir kopi, satu gelas air putih dan semangkuk sup iga serta sekepal nasi sedari tadi, buruan yang di incar tidak juga keluar. Dimas mulai ragu jika dirinya sedang berhalusinasi. Terlalu memikirkan perempuan bernama Amira, hingga seseorang berpostur mirip pun dianggapnya sama orang. Padahal bukan, mungkin halusinasinya seperti itu. Lebih baik pulang saja. Toh, jodoh, maut dan rizqi sudah diaturnya. Tidak bertemu Amira sekarang, mungkin belum waktu rizqi dan bisa jadi akan berjumpa lain kali di masa datang. Lagipula bertemu sekarang cenderung tidak tepat. Dirinya sedang sangat kesal dan kecewa yang jika bertemu justru tercipta ketegangan. Merasa dikhianati yang tahu-tahu dia sudah di negaranya juga. Amira memang jujur membatalkan pergi barengan demi bisa bertemu teman. Tetapi Dimas benar-benar tidak menyangka jika dia pergi juga ke Indonesia dalam waktu hampir bersamaan. Jelas jika Amira pun terbang di hari yang sama, hari ini! Oh,
Last Updated : 2025-07-11 Read more