Untung saja ranjang itu sangat kuat dengan busanya yang tebal dan begitu empuk. Jika tidak, akan sesakit apa punggung atau perutnya saat Amira menimpa bulat-bulat di atas badannya. Bisa juga ranjang itu akan jepluk. Gemas sekali rasanya! “Amira, kamu ini laah. Masa kecil kurang bahagia kamu ya …,” celutuk Dimas bercanda. Tetapi wajah Amira seketika berubah suram. “Memang dari kecil aku tak bahagia. Aku ituuu, dah tumbuh tanpa orang tua.” Amira berkata dengan ekspresi yang sedih. Dimas jadi trenyuh. Dibiarkan saja Amira sejenak. Niat untuk menepikan dari atas tubuhnya pun urung. Sadar membawa dampak negatif yang membuat raganya panas dingin, dia biarkan Amira terus menumpuk di atas perut dan dadanya. Meski bayang dosa tidak putus merongrong, memilih diam saja dan kemungkinan pun tertarik pada bodi calon istri. Biarlah, mungkin ini yang disebut sistem nyicil dan sesat, toh sebatas begini dan tidak ingin melampaui batas lebih lagi. “Lalu, siapa jaga kamu? Ayah dan ibumu di
Terakhir Diperbarui : 2025-07-16 Baca selengkapnya