Karma Suami Tukang Selingkuh のすべてのチャプター: チャプター 31 - チャプター 40

"Maaf bu, anak ibu harus melakukan hukuman terlebih dahulu." cegah polisi melihat Ayu yang berusaha menahan Faiz untuk masuk ke dalam sel."Tapi, pak. Anak saya tidak mungkin salah," Polisi tersebut tidak menggubris tangis Ayu lelaki tua itu memasukkan Faiz ke dalam tahanan."Iz...," lirih Ayu."Gak apa-apa bu. Ibu jangan nangis ya," Faiz berusaha menenangkan ibunya.Namun Ayu terus saja menangis tidak terima jika putranya kini berada dalam penjara bersama laki-laki menyeramkan."Ibu akan terus berusaha mengeluarkanmu, dari sini." Ayu menggenggam tangan Faiz.Faiz hanya menganggukkan kepala saja tanpa menjawab."Ya sudah Iz.. Ibu akan hubungi pengacara dulu ya, semoga bisa kamu di keluarkan tanpa harus membayar denda," ** "Gimana, aa bu?" Fani melihat sang ibu baru saja datang ke rumah mereka."Kakak kamu di penjara, Fan. Ini semua gara-gara wanita tidak tahu itu!" geram Ayu mengepalkan kedua lengannya."Marni?" tanya Fani memastikan."Siapa lagi. Kalau bukan karena dia mana mungki

"Fan, aa kamu masih belum balik?" Ayu bertanya pada anak gadisnya. Ia baru saja menyelesaikan tumpukan nasi kuning untuk mereka j u a l."Belum bu, semoga aja tidak terjadi apa-apa dengan aa," doa Fani yang di aminkan ibunya.Kedua nya pun larut membungkus nasi kuning beserta lauknya.Tak terasa waktu untuk berjualan pun sudah tiba Ayu pun akan berganti p a k a i a n terlebih dahulu dan melanjutkan untuk m e n j u a l nasi kuning yang sudah ia bungkus dengan rapi."Fan, ibu berangkat dulu. Kalau aa kamu hubungi kasih tau ibu ya. Jangan lupa nanti itu tahu sama yang lainnya di pasak, bawa ke warung," "Iya bu." ** Warung Bu Ayu Drrtt "Fan, tolong liat siapa yang menghubungi ibu," ujar Ayu.Gadis itu melangkah menuju lemari dimana tas sang ibu berada. Ia membuka layar ponsel tersebut dan memberikannya pada sang ibu."Gak ada namanya, bu." ujar Fani."Kamu angkat dulu aja, Fan. Ibu tanggung ini," Ayu tengah membuat adonan untuk mereka berjualan."Halo," "Dengan keluarga Faiz," sapa

Setelah beberapa bulan lamanya Faiz pun akhirnya terbebas dari balik jeruji. Namun, pembebasan tersebut tentu saja mengharuskan melakukan pembayaran denda.Meskipun begitu Ayu sangat senang dan menyambut kembali putranya ke rumah kontrakannya."Ini rumah siapa, bu?" tanya Faiz ketika mereka sampai di depan rumah sederhana jauh dari kata mewah dan juga rumah kontrakan yang sebelumnya."Ini kontrakan kita yang baru, Iz.. Maafkan ibu dan Fani ya kalau kita harus pindah dari sana." Faiz tidak menjawab ia tahu betul pengorbab orang tua serta adiknya itu yang harus membayar dirinya lebih dari lima puluh juta."Maafkan Faiz yang sudah membuat Ibu dan Fani kesusahan," "Gak apa-apa, Iz.. Itu sudah jadi kewajiban ibu. Kamu jangan khawatir," Faiz tidak lagi berbicara dia diam seribu bahasa semenjak berada di dalam sel ia menjadi banyak berpikir apa yang dia lakukan setelah bebas dari tahanan tersebut.Ayu menyiapkan banyak makanan untuk Faiz akan tetapi terlihat seperti yang tengah banyak mem

Ditengah riuhnya orang-orang yang sedang berdansa Faiz menerobos masuk mencari sang adik yang katanya tengah keluar bersama seorang teman.Banyak sekali pasang mata menatap dirinya terutama para wanita wanita disana yang tengah mencari mangsa."Hai, ganteng, sendirian aja." ujar salah satu wanita disana menghampiri Faiz. Bahkan hanya tidak menyapa dengan ucapan wanita itu tidak tahu malu merangkul pada leher jenjang Faiz."Saya mencari adik saya," ujar Faiz. Matanya menelisik satu persatu orang-orang disana.Namun, Faiz tidak menemukan adiknya. Lalu, kemana dia? "Adikya? Siapa?" tanya wanita itu yang masih berusaha untuk menggoda Faiz agar dirinya mendapatkan pelanggan."Fani." Seketika wanita tersebut melepaskan rangkulannya pada Faiz ia kemudian berlalu dari hadapan Faiz untuk menemui seseorang.Namun, Faiz tidak peduli akan hal itu yang ia fokuskan saat ini mencari adik satu-satunya itu."Apa kamu sedang mencari, Fani?" tiba-tiba saja wanita di depannya. Kali ini berbeda dengan

Pagi buta sekali Faiz sampai di kampung halaman istrinya. "Kamu yakin, Iz.. Putra pasti ada?" "Kita liat aja ya, bu. Semoga aja dia ada di sini," Ayu menganggukkan kepala kemudian mereka pun k e l u a r bersamaan dari mobil.Faiz m e n g u c a p salam dan berusaha untuk bersikap selayaknya seorang menantu yang mengunjungi orang tua dari istrinya.Ceklek.Wanita paruh baya berdiri di ambang pintu memperhatikan Faiz dari ujung kepala hingga ujung kaki,"F-Faiz," suara wanita itu bergetar.Namun tidak lama tangannya terangkat m e n y e n t u h pipi lelaki di depannya.PLAK."KAMU! K-KAMU TEGA DENGAN PUTRI KAMI, MARNI! HAH." Faiz memegangi pipinya yang terasa p a n a s dan p e r i h itu kemudian dia pun m e n c i u m punggung tangan mertuanya meminta maaf jika dirinya banyak salah pada istrinya."Iz.. Sudah iz. Ini bukan salah kamu semua tapi salah putri anda juga, bu." Ayu menatap mantan besan nya itu dengan t a j a m.Dia tidak terima putranya di perlakukan seperti itu oleh orang lain