Tangan Disa tiba-tiba berhenti di udara. Tamparan kedua yang hendak mendarat di wajah Amara pun berhenti.Dia menahan napas, menunggu jawaban Amara dengan cemas.Arjuna tidak bisa menahan diri untuk tidak menajamkan telinganya.Mereka akan segera tahu keberadaan Dira, jadi agak bersemangat."Liontin giok ini ....""Bam!"Tiba-tiba, sebuah balok salju menerobos jendela, melayang masuk."Ah!"Amara sangat dekat dengan jendela, balok salju mengenai kepalanya, membuatnya berteriak kaget."Bam!"Kali ini, batu yang dilempar masuk."Hati-hati!"Amara merasa tubuhnya kehilangan keseimbangan, lalu dia jatuh ke dalam sebuah pelukan yang kuat.Pikirannya kosong, seolah dibekukan, Amara menatap Arjuna dengan linglung.Matanya besar seperti bintang, emosinya berubah dengan cepat.Bingung, tidak percaya, tidak mengerti."Kamu ...." Mata Amara bergerak. "Kenapa kamu menolongku?"Jika Arjuna tidak menarik tepat waktu, kepalanya pasti sudah berdarah.Arjuna mendorong Amara menjauh darinya, kemudian di
Baca selengkapnya