Suasana semakin tidak kondusif. Beberapa orang mulai melirik ke arah mereka. Tanpa sadar, tautan tangan Evora ke lengan Fasco semakin mengencang.“Ayah, Ibu … kalian sedang apa?” tanya Lizi muncul bersama Vernon. Tampaknya mereka mendengar keributan tadi. Mereka lalu mengalihkan pandangannya ke arah lengan Evora dan Fasco yang bertautan.“Aku mau pulang,” ucap Evora datar. Ia pun melepaskan tangannya dari lengan Fasco.Tanpa di duga, Fasco berkata, “Aku yang akan mengantarmu pulang.”Evora terkejut, tapi ia dengan cepat menetralkan ekspresinya. Ia menatap kedua orang tuanya sejenak lalu beranjak pergi diikuti Fasco.Setelah mereka pergi, Lizi bertanya, “Mereka kenapa?”“Dia hanyalah gadis yang keras kepala, tidak pernah mendengar kami sebagai orang tuanya,” ujar Meyla dengan nada terluka, air mata tampak menggenang di sudut matanya. Ia memegangi dadanya, gestur seorang ibu yang tersakiti.Beberapa orang yang melihat langsung iba. Terdengar beberapa bisik-bisik.“Sudahlah, Bu. Mungkin
Huling Na-update : 2025-05-10 Magbasa pa