Home / Urban / Cinta Di Ujung Botol / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Cinta Di Ujung Botol: Chapter 51 - Chapter 60

69 Chapters

Peluru Di Antara Kita

Satu tembakan terdengar meletus. Rio terpaku. Alinda dan Laudya menoleh dengan ekspresi panik.Dari ambang pintu, seorang perempuan melangkah masuk. Jaket hitam membalut tubuhnya, dan wajahnya terlihat dingin, tak tergoyahkan. Perlahan, cahaya menyinari wajah itu—Kayla.Tangannya masih menggenggam pistol. Asap tipis masih mengepul dari moncong senjatanya—namun bukan mengarah pada Rio. Di belakang Viktor, salah seorang anak buahnya tergeletak tak bernyawa, darah menggenangi dada.Orang-orang Viktor segera mengangkat senjata ke arahnya. Kayla berdiri tenang, tak gentar, mengungkapkan penyamarannya yang se
last updateLast Updated : 2025-04-30
Read more

Serigala Dalam Tubuh Kayla

Tiba-tiba, suara tawa rendah menggema dari balik helm salah satu penyerang. Gema itu terasa seperti ejekan di tengah kekacauan.Pria itu menurunkan senjatanya perlahan, lalu melepas helmnya.Viktor.“Bagus, Rio,” ucapnya dengan nada datar, menyunggingkan senyum tipis yang lebih menyeramkan daripada ramah. “Kau bertahan lebih lama dari yang kuduga.”Rio terdiam. Napasnya memburu, dada naik-turun seperti habis dikejar maut. Matanya menatap Viktor, tak percaya bahwa semua kekacauan tadi… hanya bagian dari rencana pelatihan.“Selamat datang di latihan pertamamu, Rio” lanjut Viktor, nadanya masih tenang, tapi dingin. “Kau gagal menjaga dokumen itu. Tapi kau lulus satu hal penting
last updateLast Updated : 2025-04-30
Read more

Hukuman Bagi Pengkhianat Part I

 Tiga hari. Rio tak sadarkan diri. Tubuhnya terbaring lemah di atas kasur sempit, seperti sisa hidup yang ditinggal nyawa. Wajahnya pucat, napasnya pelan dan tak beraturan. Meski kelopak matanya terpejam, bola matanya bergerak—seolah sedang menari dalam mimpi buruk yang tak kunjung usai. Hanya Alinda yang setia menunggu di sisi tempat tidur. Sementara Kayla… duduk agak jauh. Wajahnya dingin. Jemarinya sibuk mengetuk layar ponsel, bukan menatap pria yang hampir meregang nyawa demi menyelamatkannya. Malam keempat. Mata Rio terbuka perlahan. Pandangannya kabur, tertutup kabut tipis yang menyelimuti seisi ruangan. Ia melihat sosok wanita berambut ikal duduk di samping tempat tid
last updateLast Updated : 2025-05-01
Read more

Rencana Kayla

Hampir semalaman, Rio terjaga, tak bisa tidur. Tubuhnya bolak-balik di atas kasur, memikirkan setiap detail yang diberikan Viktor. Pikirannya terus menerus mencoba menepis kenyataan pahit yang baru saja dia temui. Ditambah lagi, Kayla hampir tahu bahwa hatinya sudah jatuh cinta pada Andini.Rio membuka lembar demi lembar kertas yang diberikan Viktor, sampai akhirnya ia ingatsaat momen pertama kali bertemu dengan Andini. Ketika dia menyelamatkan Andini dari sekapan Randu di sebuah hotel, dan dibantu oleh Reynold.“Jangan-jangan itu semua hanya permainan mereka berdua,” gumam Rio, pikirannya berputar-putar. Dia kemudian mencari foto yang menunjukkan Andini menerima uang dari Randu.Jarinya berhenti pada sebuah gambar. Di sebelah kanan, ada foto sebuah hotel yang pernah mereka singg
last updateLast Updated : 2025-05-01
Read more

Bangkitnya Sang Pemilik Tahta

Mata Rio terbuka seketika. Nafasnya memburu. Tubuhnya menggigil setelah disiram air dingin. Kedua tangannya terikat kuat di belakang kursi. Dada telanjangnya membiru dalam dingin. Di tengah ruangan yang remang, hanya satu lampu gantung bergoyang pelan, menciptakan bayangan yang menari di dinding.Seorang pria kurus masuk, lalu melempar koper besi ke atas meja. Dentumannya menggema, menusuk telinga.“Kau ingin tahu siapa yang membuatmu seperti ini?” suara berat menggema dari pengeras suara di sudut ruangan.Pria itu mendekat. Rambut Rio ditarik keras, wajahnya dipaksa menghadap koper. Kunci diputar lalu koper dibuka.Tumpukan foto dilempar ke hadapannya. “Lihat baik-baik foto ini!” tegas pria itu, matanya menyorotkan tekanan ya
last updateLast Updated : 2025-05-01
Read more

Perang Belum Berakhir

Pintu kabin terbuka perlahan… dan dari dalam, dua sosok yang tak asing merangkak keluar. Terikat, luka-luka, wajah mereka penuh darah dan debu.Andini.Reynold.Masih hidup.Rio membeku di tempatnya. Matanya membola, bibirnya bergetar tanpa suara. Napasnya tercekat.Andini menatapnya dengan mata berkaca-kaca, penuh luka, penuh permohonan."Rio..." suara Andini serak, patah.Reynold menyusul, meski tubuhnya nyaris roboh. "Kami... kami bukan pengkhianat... kami dijebak."Rio tak bisa berkata apa-apa. Ta
last updateLast Updated : 2025-05-02
Read more

Permainan Pertama Di Mulai

Rio terbangun dengan napas yang terengah-engah. Sekujur tubuhnya berkeringat, dan pikirannya masih kacau. Saat penglihatannya mulai jelas, ia mendapati dirinya berada di ruangan yang sama seperti sebelumnya. Namun kali ini, ada dua sosok terikat di hadapannya—Reynold dan Andini.“Rio… mohon, dengarkan aku,” ucap Reynold dengan suara serak. Wajahnya lebam, darah masih tampak mengering di sudut bibir. “Kau salah paham mengenai semua ini. Aku tidak pernah menyentuh Andini… tidak sekalipun.”Rio menatap kosong. Pandangannya berpindah ke meja di depan, tempat sebuah senapan laras panjang tergeletak—senjata yang sengaja disiapkan, seolah menunggu keputusan akhir.Andini menahan isak. Meski tubuhnya gemetar, sorot matanya tetap tegas. “Rio… semua ini jebakan. Fitnah yang disusun agar k
last updateLast Updated : 2025-05-02
Read more

Harmoni Dalam Ledakan

Fajar menguap perlahan di ujung cakrawala, menyusup lewat celah-celah jendela vila reyot itu. Decitan pintu kayu tua terdengar seperti jeritan hantu di pagi buta. Angin dingin dari celah-celah jendela menusuk kulit Rio, sementara aroma darah kering masih samar-samar tercium di udara.Rio duduk di tepi tempat tidur, tatapannya kosong menatap lantai kayu yang penuh debu dan noda darah kering. Di sudut ruangan, Andini masih terlelap, meringkuk di balik jaket yang tadi malam ia selimuti. Ada sesuatu yang mengusik pikirannya. Sesuatu tentang Andini. Tentang kenapa gadis itu begitu familiar di hatinya... tapi asing di pikirannya.Rio menggeram pelan, menepis kegelisahan itu. "Kenapa aku merasa seperti dikhianati meski belum tau apa-apa?" gumamnya dalam hati. Bukan saatnya mempertanyakan. Belum.Untuk saat ini, cukup melihat Andini bernapas dengan damai. Cukup... untuk membuat Rio menunda semua pertanyaan yang membakar tenggorokannya."Rio!" Andini terbangun men
last updateLast Updated : 2025-05-03
Read more

Nadia Si Mata-Mata

 Rio langsung melompat berdiri, insting bertahan hidupnya meraung liar. "Mereka menemukan kita..." desis Alinda, matanya menyala. Sebelum Rio sempat bertanya siapa "mereka"— BOOM! Ledakan brutal mengguncang vila. Dinding retak, lantai bergetar, dunia Rio berputar keras. "Andini!!" Rio meraung, tubuhnya limbung tapi tekadnya keras. Dia merangkak di tengah puing-puing, Alinda menarik bajunya kasar. "Ada senjata di bawah kasur!" teriak Alinda sambil melindungi kepala dari reruntuhan yang berjatuhan seperti hujan neraka. 
last updateLast Updated : 2025-05-03
Read more

Pelarian Tak Berujung

Asap tebal mengepul dari reruntuhan vila, menciptakan kabut kelabu yang mengaburkan pandangan. Rio bangkit dengan tubuh remuk, setiap gerakannya menusuk sakit, tapi dia menahan semua itu. Dia tidak punya pilihan.Matanya liar mencari satu sosok."Andini!" teriaknya, suara serak karena asap.Dia merangkak di antara puing-puing, menahan batuk, hingga akhirnya menemukan Andini tergeletak.Gadis itu masih bernafas, meski wajahnya penuh debu dan darah tipis mengalir di pelipis."Andini, kau dengar aku?" Rio memegang bahunya, mengguncangnya perlahan.Andini membuka mata, pandangannya buram,
last updateLast Updated : 2025-05-04
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status