Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya의 모든 챕터: 챕터 601 - 챕터 610

Di tempat lain, Dini datang ke rumah Rina, ibunya, untuk menjenguknya. Ia datang dengan membawa banyak buah-buahan dan makanan. Saat ia datang, adiknya, Dhea, sedang tidak ada di rumah. Jadilah hanya dirinya bersama Rina di rumah itu. Sambil mengupas buah untuk Rina, tiba-tiba saja Rina bertanya pada Dini tentang pernikahannya dengan Anthony. "Dini, apa kamu bahagia dengan pernikahan mu?" Dini yang fokus mengupas buah hanya mengangguk. "Tentu saja, Bu. Aku bahagia dengan pernikahanku." Rina mengangguk dan tersenyum. "Ibu mertuamu itu sebenarnya baik, hanya saja dia terlalu memaksamu untuk segera memiliki anak," lanjutnya. Dini hanya diam saja, walaupun begitu rasanya ia tetap sakit hati kalau mendengar perkataan Diana padanya. "Spertinya aku akan melakukan program bayi tabung saja agar cepat, tetapi sayangnya Anthony tidak mau," kata Dini dan memotong buah lalu memberikannya pada Rina. "Apakah Anthony bermasalah?" Dini menggeleng sambil terkekeh. "Tentu saja tidak, Bu. K

Setelah mengakhiri panggilannya dan Dini, Lily pergi mencari keberadaan Arsen. Lily berniat meminta izin Arsen untuk pergi bersama Dini besok. Lily mencoba mencari Arsen ke kamar Audrey, tapi ternyata hanya ada Audrey dan Oddy yang sedang sibuk bermain. Lily pergi ke dapur, setelah itu menuju ruang kerja Arsen. Ia membawa dua cangkir teh hangat. Lily tahu, suaminya itu pasti berada di sana. Arsen sudah kembali tenggelam dalam urusan pekerjaan. Ia terlihat serius di ruang kerja, memeriksa banyak dokumen yang ditinggalkan Thomas di sana. Pintu ruang kerja Arsen sedikit terbuka. Lily mengetuk pelan lalu mendorongnya. "Aku membawakan the untukmu, kenapa serius sekali? Istirahatlah dulu," kata Lily lembut. Ia berjalan masuk dan meletakkan salah satu cangkir di samping laptop Arsen. Arsen mendongak dan tersenyum hangat ke Lily. "Terima kasih. Aku harus segera menyelesaikan laporan ini sebelum jam sepuluh.” "Bicara soal laporan," Lily menjeda lisan, kemudian berdiri di belak

David hanya diam, tak membalas ucapan Arsen. "Aku tidak punya waktu banyak untuk menunggu jawabanmu. Kalau kamu tidak mau menjawab, aku akan pergi,” ucap Arsen. Tatapannya masih sama ke David, dingin. "Aku sudah tahu sejak lama, tapi karena saat itu pemimpin Mahesa adalah Lily, aku memilih untuk diam." David menuangkan sebotol wine ke gelas setelah bicara, ia menenggaknya sampai tandas sebelum melanjutkan kalimatnya. "Aku tidak mengatakannya karena tidak ingin membuat Lily terbebani. Tapi karena sekarang Mahesa di bawah kepemimpinanmu, maka aku ingin semuanya terang.” Arsen menatap tajam David yang terus saja menenggak minuman tanpa jeda sejak tadi. Wine yang ia pesan, nyatanya hampir habis diminum David. Saat melihat cara David membicarakan Lily, Arsen meyakini satu hal tentang pria di depannya ini. "Kamu menyukai istriku?" David yang mendengar hanya menoleh ke arah Arsen sebentar, ia hanya tersenyum tanpa menjawab apa-apa. "Sejak dulu, kamu selalu menginginkan apa y

Dini tersenyum lalu mengusap punggung tangan Rina. “Mana mungkin aku memberitahu ibu kalau Mama belum mengizinkan,” jawabnya. “Ibu datang ya besok ke acaraku, datanglah bersama Dhea, nanti aku pesankan taksi,”imbuhnya. Rina terlihat berpikir, ia seperti ragu-ragu untuk mengiyakan permintaan putrinya itu. "Ibu malu, Din, Ibu tidak usah datang saja ya? Biar Dhea saja. Lagipula, tamu-tamu Anthony pasti banyak, Ibu malu kalau ada di sana nantinya.” Dini mencoba menyembunyikan rasa sesak di dada mendengar ucapan Rina. "Ibu jangan khawatir, ini bukan seperti pesta yang Ibu bayangkan, hanya syukuran biasa saja, tidak ada yang istimewa. Tidak banyak yang diundang. Jadi Ibu mau ya datang?" Dini mencoba merayu Rina. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya Rina pun setuju. "Baiklah, Ibu dan Dhea akan datang ke rumah baru kalian." Rina mengelus kepala Dini lembut. Merasa senang karena melihat Dini yang juga terlihat senang. Mereka masih mengobrol, saat tiba-tiba terdengar notifikasi pesan

Hari berikutnya Rumah baru Dini dan Anthony sudah ramai dengan keluarga yang datang untuk acara syukuran rumah baru mereka. Lily datang bersama Arsen juga Risha dan Adhitama, tak lupa mengajak Audrey juga. Mereka menikmati acara syukuran rumah baru Dini, Diana juga Rina dan Dhea juga berkumpul bersama di sana. “Bu, makan buahnya,” kata Dini sambil menyodorkan piring berisi potongan buah ke Rina. “Iya, nanti ibu ambil,” kata Rina. Diana hanya mengamati tanpa mengajak bicara Rina, hingga saat dia mengecek ponselnya, Diana tiba-tiba berdiri sampai membuat Dini dan Rina terkejut. Dini memperhatikan Diana pergi meninggalkan mereka, Dini bertanya-tanya Diana mau pergi ke mana. Namun, beberapa saat kemudian, terdengar suara tawa dari arah pintu luar. Dini dan yang lain sampai menoleh dan mendapati Diana datang bersama teman-teman sosialitanya. ‘Mama benar-benar mengundang mereka,’ batin Dini. Dia langsung tidak nyaman, tapi Dini juga tidak bisa berbuat apa-apa. “Ayo semuanya