Pagi itu, seperti biasa, kedua orang tua Mayang sudah bersiap dengan tas kerja mereka. Sarapan sudah tersedia di meja kamar hotel.“Waah, kalau begini terus, bisa-bisa aku gemuk. Mbok pasti kaget deh kalau aku pulang nanti!” Lontar Mayang sebelum menyantap roti dan sosis yang penuh di mulutnya.“Hahaha…jaga berat-badanmu dong sayang…nanti ukuran bajumu bisa berubah drastis pas hari H, bisa kacau deh.” Kelakar sang papa membuat Mayang sontak tersedak. Buru-buru ia meraih gelas air.“Oya…hampir lupa…kalau tidak salah besok fitting baju pengantinmu sayang. Kenzhi pasti menemanimu ke sana, kan?” Kori masih tampak sibuk merapikan blazernya.“Ehm…kenapa harus dia, Ma?” Sahut Mayang dengan dahi berkernyit heran.“Tentu saja dia dong sayang, tempat fitting baju kalian kan sama?”Huft. Mayang hampir menyemburkan makanannya.“Maksud Mama? Kenzhi?” Gadis itu segera menyambar gelas airnya, lagi.“Iya. Kenzhi. Siapa lagi? Dia sengaja memilih bridal yang sama untuk gaun pengantin wanita dan pria.
Terakhir Diperbarui : 2025-01-28 Baca selengkapnya