"Baik, terima kasih, Kakak." Zenna girang bukan main, lalu berbalik dan langsung pergi mencari ayah dan ibunya.Mendengar hal itu, Luis bukan hanya tidak menghentikannya, malah sangat mendukung. Dia mengangguk. "Baik, pergilah."Hah? Semudah itu?"Tapi ...."Tapi???Mendengar kata itu, Zenna langsung terpana. 'Tuh 'kan, mana mungkin dunia ini ada hal sebaik itu yang gratis.'"Ayahanda silakan bicara." Zenna memberi salam kecil.Luis berdeham, lalu bangkit berdiri. "Biar Ibunda yang kasih tahu kamu."Zenna terdiam. Dia hanya bisa menatap punggung Ayahanda yang pergi, lalu menoleh pada ibunya.Anggi melambaikan tangan. "Zenna, kemarilah."Zenna menurut dengan manis. "Ibunda."Jadi ... apa ini? Ada hal besar yang mau dibicarakan?Anggi menggenggam tangan kecil Zenna, mengangkatnya ke pangkuan, lalu merapikan rambut dan pakaiannya. "Kali ini kamu pergi ke kediaman kakakmu, kamu harus lebih banyak mengalah sama kakakmu."Zenna mengerutkan kening, memandang ibunya dengan bingung.'Kenapa? Ke
Baca selengkapnya