Zenna memandang ke arah ibunya. "Aku benar, 'kan?""Benar."Hanya saja, Zahra terdiam. Suasana mendadak hening dan terasa aneh.Anggi menatap putrinya yang semakin berwibawa itu. Dia mengernyit dan bertanya, "Zahra, kamu nggak senang ya?"Zahra tidak menyangka ibunya akan bertanya begitu. Dia hanya ... hanya sedang cemas. Dia lantas menggeleng pelan. "Nggak.""Dulu ayahandamu mendidikmu karena ingin kamu mewarisi takhta, membawa kesejahteraan bagi rakyat Negeri Cakrabirawa. Tapi kalau kamu nggak bahagia, Ibunda tetap akan mendukungmu.""Intinya, meskipun kamu nggak menginginkan negeri ini, kamu tetap harus menerima seseorang yang bisa membantumu memikul beban kerajaan ini. Hidup semua orang bergantung pada keputusanmu, berada di tanganmu." Untuk pertama kalinya, Anggi berbicara kepada Zahra dengan nada seketat itu.Sejak Luis mengetahui bahwa mereka semua adalah tokoh dalam sebuah buku, dia semakin merasa bahwa kerajaan ini hanyalah sesuatu yang fiktif.Jadi, apa itu takhta, apa itu wa
Baca selengkapnya