Semua Bab Sang PENEMBUS Batas: Bab 541 - Bab 550

"Saudara-saudara semuanya..! Saat ini kita sedang menghadapi masalah yang lebih serius. Karena pasukkan Tlatah Palapa telah berada di depan mata. Biarlah untuk masalah Pulau Neraka ini. Aku dan Prasti yang akan membereskannya, setelah pertemuan ini selesai. Sekarang mari kita bicara soal pembagian 4 pasukkan, dan siasat kita menghadapi serangan pasukkan Tlatah Palapa..!" Elang berseru menenangkan, dan menyadarkan para pendekar. Ya, mereka harus kembali fokus, pada masalah besar yang tengah mereka hadapi saat itu. Poro sepuh yang duduk di barisan depan pun tersenyum, dan mengangguk-anggukkan kepala mereka. Poro sepuh setuju dengan pemikiran dan pandangan Elang. Karena memang masalah serangan Tlatah Palapa harus lebih diutamakan. Dengan melihat situasi yang mendesak dan genting, di Tlatah Kalpataru saat itu. *** Sementara di istana kerajaan Pangkah, yang kini telah dikuasai oleh pasukkan Tlatah Palapa. Pesta pora kemenangan dan suasana penuh kegembiraan nampak menggelora. Baik

"Hihihii..!" Prasti tertawa geli. Di saat melihat Elang menghampirinya, seraya 'mencengkeweng' dua orang penjaga. Ya, Elang bagai sedang membawa dua ekor kucing yang tak berdaya, karena dicekal bagian belakang lehernya. Brughhk! Brughhk! Elang langsung menjatuhkan dua orang penjaga itu begitu saja di tanah. "Ahkss..! Am-ampun Tuan Pendekar Rambut Putih..! K-kami tidak tahu apa-apa..! Kami berdua hanya disuruh berjaga saja di sini..!" ucap gugup salah seorang diantara mereka ketakutan. "Dimana Tuan kalian si Prabadewa..?!" sentak Prasti galak. "Pa-paduka Prabadewa bersama keluarga dan semua penghuni pulau ini. Mereka sudah pergi meninggalkan pulau ini, sejak pagi tadi pendekar," sahut orang itu lagi. "Kemana mereka pergi..?! Katakan..!" seru Prasti lebih tegas lagi. "Me-mereka semua menyusul Panglima Elang, ke wilayah Pangkah, Nona Pendekar..!" sahut gugup dan polos penjaga itu. "Bedebah..! Rupanya benar orang yang memfitnah Mas Yoga juga tinggal disini..!" seru Prasti marah

"Hahahaa..! Tak salah aku mempercayakan jabatan Panglima Tertinggi kerajaan padamu Surapati..!" bahkan sang Maharaja pun ikut memuji Surapati. Hal yang membuat sebuah wajah tampak jelek sekali, di sudut ruang pertemuan itu. Siapa lagi pemilik wajah jelek itu, kalau bukan wajah Resi Mahapala..! Hehe. "Hahahaa..! Begini rencana kita. Kita akan menyerang tepat di wilayah tengah-tengah Tlatah Kalpataru. Kita akan menyerang dengan kekuatan 11 ribu pasukkan. Sementara sisa pasukkan, akan kita pakai untuk membuat seolah-olah kita akan menyerang wilayah Shaba..! Disaat pasukkan mereka telah tersedot dan terkonsentrasi ke wilayah Shaba. Maka kita akan langsung menyerang, dengan menggunakan kapal-kapal kita menuju ke sini..!" Tukh..! Surapati menjelaskan siasat licinnya. Dan di akhir penjelasannya, dia menunjuk satu pantai di wilayah Tlatah Kalpataru. "Wahh..! Rencana yang benar-benar hebat Panglima Surapati..!" seru Panglima Bayang Mentari, terpesona kagum. Tak disangkanya Panglima Tert

"Kalian semua terus lanjutkan penyerangan sesuai rencana..! Biarlah si Kakek Tua ini jadi bagianku..!" seru lantang Surapati. 'Demi Hyang Widhi Yang Agung..! Power orang ini begitu mengerikkan dan diluar akal..! Dia bagaikan telah mencapai energi keheningan 200 tahun lebih..! Namun aura heningnya begitu gelap dan pekat..! Sepertinya Kalpataru benar-benar akan berduka kali ini..!' seru bathin Resi Narayaka terkejut ngeri. "Siapakah kau orang muda..?! Jangan bersembunyi dibalik wajah yang bukan milikmu..!" seru Resi Narayaka, dia melihat Surapati yang memakai wajah orang lain. "Hahahaa..! Untuk orang yang akan mati sepertimu, baiklah akan kutarik aji 'Malih Rupa'ku..!" Blasshhp..! Surapati terbahak, lalu nampaklah asap putih pekat menyelubungi sosoknya. Dan saat asap putih pekat itu memudar, nampaklah Surapati dalam sosok sebenarnya. Sementara kapal-kapal terus melaju cepat, meninggalkan dua sosok yang berdiri melayang di atas permukaan laut itu. "Awass..!! Kapal-kapal musuh masu

"Hiaahh..!" Byaarshk..! Scraatzsh..!! Surapati pun berseru keras, saat melihat datangnya serangan dari Bogananta. Aji 'Rajawali Bentur Bumi' segera diterapkannya. Kedua tangannya langsung membentuk cakar, yang seketika telah diselubungi gumpalan kobaran api hitam pekat. Dia kerahkan 55% powernya yang tersisa saat itu. Akibat energinya yang terkuras, dalam pertarungannya melawan Resi Narayaka. Dan ... Khraa - Blaarrghks..!!! Benturan dahsyat kedua pukulan terjadi. Udara sekitar kembali meledak pecah, menebarkan gelombang hempasan hawa pukulan ke segala arah. Spyaarsshk..!! Weersshk..!! Asap hitam pekat mengepul, di sekeliling area benturan dua pukulan dahsyat itu. "Huughs..! Cuhh..!" kembali mulut Surapati mengalirkan darah, akibat getaran keras energi dalam dadanya. Segera diludahkannya darah yang menggumpal di tenggorokkannya itu. Lalu dia pun langsung bersila dalam posisi melayang. Mengatur nafas dan olah hawa murni dalam dirinya. "Haarghks..!" Wushhh..! Bogananta langsun