Lahat ng Kabanata ng Menantu Sang Mafia: Kabanata 351 - Kabanata 360

Pagi di rumah di Golden Time Residence, rumah Ethan dan Crystal, wanita yang telah menjadi istri Ethan selama beberapa bulan ini, terlihat tidak semangat menghabiskan sarapannya. Wanita berusia jelang 28 tahun itu terlihat termenung sambil menyobek-nyobek roti yang berada di hadapannya."Mama? Papa Ethan kapan pulang?" celoteh bocah lucu yang berada di sebelahnya. Dia adalah Clarissa.Crystal tidak mendengarkan. Ibunya Clarissa itu, terlihat sangat larut dalam lamunannya."Mama ...." rengek Clarissa sambil mengguncang-guncangkan lengan ibunya.Crystal barulah tersentak. Dia pun menoleh pada Clarissa putri kecilnya itu."Ya, Clarice? Ada apa?" tanyanya."Mama mengabaikan Clarice. Mama tidak mendengar Clarice bicara," protes bocah itu yang terlihat merajuk."Maafkan Mama, Clarice. Mama juga sedang memikirkan Papa Ethan," jawab Crystal jawab Crystal jujur sambil membelai rambut putri semata wayangnya untuk saat ini itu.Clarissa menatap wajah ibunya lekat-lekat. Sebagai seorang anak keci

"Antarkan aku pada Ethan sekarang juga," pinta Crystal tanpa diduga oleh Massimo.Massimo tersentak."Antar? Kemana?" tanyanya bingung. "Kau bilang dia ada di bengkel saat ini kan? Ayo, buktikan padaku kalau dia memang sedang berada di bengkel saat ini. Aku tidak menerima penolakan!" kata Crystal dengan tegas.Massimo terhenyak, benar-benar tak menyangka kalau sang Nyonya akan meminta diantar ke bengkel Ethan. Massimo bukannya tidak mau mengantarkan, tetapi bagaimana dia akan membawa Crystal ke sana sedang di sana sudah pasti tidak akan ada Ethan? Oh, God!"Kenapa kau diam saja? Kau pasti tidak ingin kucap sebagai seorang pembohong kan?" tuding Crystal. "Aku ingin membuktikan kalau kau dan bosmu itu tidak sedang membohongiku," kata Crystal kesal-sekesalnya."Emm ... Nyonya, aku rasa saat ini bukan saat yang tepat untuk bepergian. Tuan Ethan tidak akan senang kalau nanti Nyonya datang ke bengkel. Dia akan memarahi aku dan Bertha nanti. Benar kan Bertha?"Massimo berusaha meminta dukun

"Kenapa kau bisa terpikir pada The Monster?" tanya Benigno pada asisten kepercayaannya itu."Jawabannya sungguh sangat sederhana sekali, Tuan Ben. Organisasi yang berada di bawah naungan Sicilian Mafia Guild aku rasa tidak akan melakukan hal-hal seperti itu. Bukankah ada peraturan yang ditetapkan oleh Capo dei Capi kalau bom tidak boleh digunakan sembarangan di area negara ini? Aku rasa hanya orang-orang The Monster yang berani bertindak di luar batas seperti itu. Terakhir kali bukankah orang itu pemimpinnya juga berani mengambil identitas Capo dei Capi dan merampok orang-orang di Palermo dan di kota lain?" kata Jordy memberikan pendapatnya.Benigno mengernyitkan keningnya. Kali ini bukan karena heran, melainkan karena teringat pada menantunya yang ternyata adalah seorang Capo itu. Sungguh dia kalau ingat tentang kebohongan yang dilakukan oleh Ethan itu, dia kembali kesal pada pria yang telah menjadi menantunya selama beberapa bulan terakhir ini. Entah kebohongan-kebohongan apalagi ya

Beberapa hari berlalu, Crystal tetap menunggu Ethan kembali pulang padanya. Tetapi hari ini, detik ini, jangankan pulang, pria itu bahkan tidak bisa dihubungi. Ponselnya benar-benar mati. Tidak aktif, sedang berada di luar jangkauan, dan silahkan tinggalkan pesan anda, hanya pesan dari operator provider seluler seperti itu yang didapat oleh Crystal setiap kali dia mencoba menghubungi suaminya itu. Sungguh sangat menyedihkan berharap sang kekasih hati pulang, namun jangankan pulang kabar berita pun tak ada. Pagi ini pun Crystal seperti biasa hanya bisa memandangi ponselnya setelah lelah menghubungi pria itu dan selalu berakhir dengan nada "BIP". Crystal meletakkan ponselnya di atas pangkuannya sebelum pada akhirnya dia menjalankan kursi roda ke arah depan. Crystal sungguh tak bisa lagi bersabar. Persis seperti yang dijanjikan oleh Massimo, begitu tiga atau empat hari masih tak ada kabar tentang Ethan, maka pria itu akan mengantarnya ke markas mereka, begitulah perjanjian mereka yang

"Danilo?" Crystal menggumam saat Benigno menyebutkan nama itu."Iya, benar. Papa tidak tahu apa kau masih ingat tentang polisi itu atau kau sudah lupa, tetapi yang jelas menurut informasi yang papa dapatkan, ketika ada penyelidikan tentang kasus pembunuhan Anna di Mare Nostrum Hotel, Danilo, polisi itu dinyatakan menghilang. Dan orang-orang yang Papa tempatkan di sana sempat melihat kalau sebelum hilang Danilo bertemu dengan beberapa orang yang diduga adalah anak buah Ethan di jalan yang tidak begitu jauh dari tempat itu, dan mereka memaksanya masuk ke dalam sebuah mobil dan membawanya pergi. Setelah itu hingga saat ini Danilo dinyatakan menghilang. Dan baru pagi ini Papa melihat berita di televisi bahwa dia adalah salah satu korban dari peledakan bom yang ada di Palermo," kata Benigno menjelaskan pada putrinya itu."Tunggu, tunggu, tunggu. Apa Papa bilang tadi? Papa bilang kalau Papa menyelidiki Ethan sampai ke Mare Nostrum Hotel? Dan menyuruh orang-orangnya Papa mengawasi gerak-geri