“Sena ke mana, sih, sebenarnya? Udah sore, lho, Sayang.”Kanya cuma bisa tersenyum kecut sambil mengangkat kedua bahu. Ironisnya, dia masih tidak tahu suaminya pergi ke mana. Sudah coba bertanya, tetapi Kanya cuma disuruh menunggu sebentar lagi.‘Maaf, Sayang. Ternyata nggak bisa cepet.’‘Tunggu, ya. Sebentar lagi aku ke kafe. Ini udah mau jalan.’‘Jam segini biasanya agak macet, tapi ini nggak jauh, kok.’‘Paling lama 30 menit. Tunggu sebentar lagi, ya.’Begitulah balasan yang dikirim Sena sekitar lima menit lalu. Kanya pun sudah memperlihatkannya pada Desi yang kemudian pamit pulang.“Ya, udah. Mama pamit, ya, Sayang,” ujar Desi sambil cipika-cipiki. “Kalau ada masalah yang bikin kamu sedih lagi, cerita aja sama Mama. Jangan segan. Oke?”Kanya mengangguk kecil. “Iya, Ma. Makasih banyak, ya, Ma,” jawabnya sambil tersenyum simpul. “Mama hati-hati, ya, di jalan. Kabarin kalau nanti udah sampai rumah.” Kanya lalu tersenyum juga pada asisten pribadi ibu mertuanya.“Tolong jaga Mama, ya,
Terakhir Diperbarui : 2025-10-04 Baca selengkapnya