Kanya menatap langit-langit kamar dengan napas terengah. Tubuhnya terasa lemas, tetapi jujur dia menyukai sensasi nikmat yang masih tersisa di dalam dirinya.“Sayang, sup ayamnya pasti udah dingin.”Sena berujar lembut sambil melingkarkan tangannya di pinggang Kanya. Tersenyum seraya memejamkan mata sejenak, Sena merengkuh kembali tubuh sang istri yang tentu saja juga tanpa busana seperti dirinya.Bercinta di pagi hari sungguh menyenangkan. Sena yakin Kanya pun sependapat dengannya, terlebih karena percumbuan panas mereka barusan berawal dari rayuan kecil Kanya di dapur tadi.“Mas tadi masak nasi juga, kan? Pengen makan sup ayam pakai nasi yang banyak,” ucap Kanya dengan suara yang agak serak. “Laper banget, Mas.”“Lapar? Kamu, kan, habis makan aku, hidangan pembukamu,” balas Sena yang kemudian terkekeh pelan, geli sendiri dengan ucapan nakalnya itu.Kanya jadi ikut tertawa karenanya. “Lagian Mas Sena kenapa gampang banget dipancing, sih?”“Tergantung siapa yang mancing, Sayang. Nggak
Last Updated : 2025-09-25 Read more