"Kenapa Mbak pukul Shana?"Putri menahan napasnya. Dia menekan bibirnya membentuk garis tipis. Warna bibirnya yang merah menyala karena pewarna bibir seolah menunjukkan kekuasannya saat ini. Namun sayang, yang terjadi malah sebaliknya. Ndaru yang tampak mengintimidasi saat ini."Apa maksud kamu?""Saya tau Mbak pukul Shana." Tidak perlu basa-basi. Ndaru langsung pada inti pembicaraan.Putri tersenyum tipis. "Jadi dia ngadu ke kamu?""Jangankan ngadu, tatap mata saya aja dia nggak mau," jawab Ndaru, "Jadi kenapa, Mbak?""Bukan urursan kamu.""Shana istri saya.""Wah... wah...," Putri menatap Ndaru tidak percaya. "Apa kamu baru aja mengakui kalau dia istri kamu?""Jawab pertanyaan saya, Mbak." Tekan Ndaru lagi. "Jangan mengalihkan pembicaraan."Senyum Putri menghilang. Dia menatap Ndaru lekat, mencoba melawan tatapan pria itu. Meski Ndaru tidak menatapnya tajam, tetapi tatapan tenangnya justru menakutkan. Tidak peduli jika dia adalah kakak ipar Ndaru, pria itu tetap setia dengan sikap d
Terakhir Diperbarui : 2025-04-11 Baca selengkapnya