Home / Romansa / Duda Incaran Shana / 87. Tembok Besar

Share

87. Tembok Besar

Author: Viallynn
last update Last Updated: 2025-04-14 20:31:03

Shana menggigit bibirnya dan menatap kepergian Ndaru kesal.

Lihat, pria itu selalu bisa menutupi semuanya dengan wajah tenangnya. Tidak mungkin jika kejadian tadi siang tidak berarti apa-apa.

Baiklah, mungkin Shana yang terlalu berlebihan. Bisa saja Ndaru memang tidak menganggap serius kejadian tadi siang. Namun tetap saja, hal itu membuat Shana kesal.

Tidak ingin berlarut dengan rasa kesalnya, Shana melanjutkan langkahnya menuju dapur. Dia berdiri di tengah dapur seperti orang bodoh. Dia lapar, tetapi tidak tahu apa yang harus ia makan. Acara masak siangnya tadi juga sudah gagal dan entah ke mana larinya bahan makanan yang ia biarkan begitu saja. Lalu Bibi Lasmi pun hari ini bersitirahat karena tangan melepuhnya.

Terpaksa, Shana mencari makanan instan yang mudah dan cepat. Sudah tidak ada waktu lagi untuk memasak. Perutnya sudah berteriak ingin makanan. Mungkin itu juga yang menyebabkan emosi Shana tidak stabil hari ini.

"Bu Shana?"

Shana menoleh dan mendapati Bibi Lasmi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Duda Incaran Shana   132. Mulai Terpecahkan

    Untuk yang pertama kali setelah beberapa bulan terakhir Ndaru terlihat antusias untuk berkunjung ke rumah ayahnya. Tidak ada perasaan terpaksa, tidak ada wajah tak suka, dan tidak ada rasa gelisah di dada. Yang ada hanya perasaan tak sabar menanti apa yang akan terjadi selanjutnya. Sesuai rencana, dua hari kemudian Ndaru benar-benar mengumpulkan keluarganya. Berniat untuk membicarakan masalah keluarga yang cukup pelik untuknya. Mencoba memancing tersangka yang pasti akan berbuat hal tak terduga. Jika prasangkanya benar, maka dipastikan kejutan akan didapat Ndaru dan keluarga. Selama dua hari terakhir Ndaru benar-benar dibuat sibuk. Bukan hanya dirinya, melainkan Gilang yang juga terus mencari informasi sampai hari tiba. Benar saja, sudah banyak informasi yang Ndaru kantongi saat ini. Sekarang dia tahu jika semuanya memang berkaitan dan terdengar masuk akal. Selain itu, Ndaru juga tetap meminta Gilang untuk menyebarkan berita palsu. Yaitu kabar bahwa ia sudah mengetahui semuanya.

  • Duda Incaran Shana   131. Titik Terang

    Ya, dia mengeluh. Begitu banyak beban yang ia pikul membuatnya ingin mengeluh walau sebentar. "Karena ucapan mereka belum terbukti saya mencari cara lain, Pak. Saya menyelidiki perusahaan Artana Bara Group." "Perusahaan itu sudah lama ditutup." Ndaru mendengkus pelan. "Apa yang kamu dapat?" "Kecurigaan kita sepertinya benar." Gilang memberikan sebuah map pada Ndaru. "Nurdin Hasan terlibat." Ndaru menerima map itu dengan ragu. Dia belum siap melihat isi dokumen itu. Entah kenapa dia takut jika akan mendengar kabar buruk. Dia belum siap untuk itu. "Nurdin Hasan pemilik 68% saham Artana Bara Group." Bagus. Ndaru memang terkejut. Namun kali ini dia senang dibuatnya. Artinya memang besar kemungkinan Nurdin Hasan terlibat. "Ada yang lebih mengejutkan lagi, Pak." "Katakan." Ndaru mulai gemas. Gilang selalu bisa mengundang rasa penasarannya. "Pak Darma juga memiliki saham 19%, artinya baik Nurdin dan Pak Darma cukup berpengaruh di Artana Bara Group." "Bagaimana bisa?"

  • Duda Incaran Shana   130. Beban

    Pagi ini Shana tidak sendiri. Ada Erina yang datang menunjungi. Bukan hanya seorang diri, melainkan bersama kekasih hati. Berusaha melihat keadaan adik yang sulit untuk ditemui. Mau tidak mau Shana menceritakan semuanya. Semua hal tanpa terkecuali. Termasuk Ndaru yang mulai berada di pihaknya. Meski begitu, justru semakin membuat Erina khawatir dibuatnya. "Semua jadi runyam, Shan." Erina mengeluh. Shana hanya bisa menunduk. Dia sadar jika keadaan sedang tak baik-baik saja. Terlebih dia sudah mulai menunjukkan taringnya pada keluarga Atmadjiwo. Shana yakin, pelaku yang menjebak ayahnya juga sudah mulai bertindak. Shana tidak bodoh. Kesialannya akhir-akhir ini pasti sudah direncanakan. Sama seperti Arya, besar kemungkinan jika ia juga akan disingkirkan. Bak seperti hama yang harus dimusnakan. Beruntung ada Ndaru. Ya, tak dapat dipungkiri jika Shana sangat berterima kasih pada pria itu. Jika saja Ndaru tidak berada di pihaknya, Shana yakin jika ia sudah berada di dalam tana

  • Duda Incaran Shana   129. Pertengkaran Hebat 2

    Darma, sepertinya pria itu sangat marah. "Kenapa kamu selalu bela dia?! Buka mata kamu Ndaru! Dia bawa kesialan buat keluarga kita!" Suara itu terdengar jelas di telinga Shana. Hatinya terasa tercubit saat mendengar itu. Ternyata begitu pandangan Darma atau bahkan keluarga Atmadjiwo yang lain terhadap dirinya. Menyedihkan. "Jaga ucapan Anda." Shana bisa mendengar Ndaru membelanya. "Saya nggak terima kalau istri kamu tampar anak saya. Kamu mau bela pembunuh kakak kamu itu?!" "Saya bukan pembunuh." Shana muncul dan mengelak tuduhan Darma mentah-mentah. "Kamu! Dasar wanita nggak tau malu. Kamu apakan anak saya?! Berani-beraninya kamu tampar dia!" Shana menatap Darma lekat. Tidak peduli pada tatapan jengah Ndaru. Jelas pria itu kesal dengan kedatangan Shana yang sudah ia larang. "Saya hanya melakukan hal yang sama dengan apa yang anak Bapak lakukan." Shana menunjuk pipinya. "Anak Bapak juga tampar saya," balasnya tenang. "Kamu pantas ditampar. Kamu sudah bunuh me

  • Duda Incaran Shana   128. Pertengkaran Hebat 1

    Rumah adalah tempat ternyaman. Menjadi pelindung yang paling aman. Shana baru merasakan itu sekarang. Setelah beberapa bulan hidup di istana dengan terkekang. Shana akui, kehidupannya dengan Ndaru mengalami banyak perubahan. Hubungan mereka berputar drastis sejak malam itu. Malam di mana mereka memutuskan untuk menyatu tanpa memikirkan tujuan awal mereka bersatu. Meski Ndaru masih terlihat acuh tak acuh, tetapi Shana bisa merasakan gunung es di hati pria itu mulai mencair. Ya, Shana merasakannya. Seperti saat ini, pemandangan di hadapan Shana sekarang adalah pemandangan yang sulit untuk ditemui saat dulu. Jauh berbeda dengan sekarang. Senyum Shana merekah dengan mudahnya melihat interaksi Ndaru dan Juna yang menggemaskan. Ndaru mulai lepas, bahkan saat di depannya. Getaran pada ponsel membuat Shana mengalihkan pandangannya. Dia meraih ponselnya di atas sofa dengan dahi berkerut. Ada nama Nendra di sana. Membuat Shana ragu untuk mengangkatnya. Shana kembali menatap Ndaru

  • Duda Incaran Shana   127. Dari Hati

    Bagaimana dengan Putri? "Di mana Shana?" tanya Ndaru begitu melihat Bibi Lasmi membersihkan ruang tamu. "Bapak pulang?" Bibi Lasmi terkejut. "Ibuk di kamar, Pak." Tanpa menjawab, Ndaru kembali berjalan cepat. Dia naik ke lantai dua dan melihat Roro yang berdiri di depan kamar Shana. "Pa—" Ndaru mengabaikan Roro dan menggeser tubuhnya dari pintu. Tanpa mengetuk, Ndaru masuk ke dalam kamar Shana dan menutupnya rapat. Membuat si pemilik kamar terkejut melihat kedatangannya yang tiba-tiba. "Pak Ndaru?" Shana menatapnya bingung. Ndaru menatap wanita itu lekat. Melihat dari atas ke bawah dan kembali ke atas dengan pandangan lamat. Berharap menemukan titik yang tak biasa di matanya. "Kok Pak Ndaru pulang?" Ndaru menghela napas panjang dan berjalan mendekat. "Mbak Putri ke sini?" Shana tersenyum kecut. "Pasti Roro yang bilang." "Di mana dia?" "Sudah pulang." "Kenapa panggilan saya nggak diangkat?" Kening Shana berkerut dan mengambil ponselnya di atas nakas. "

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status