Malam itu, Adrian tidak bisa tidur. Ia berbaring di samping Alena yang terlelap, matanya menatap langit-langit kamar yang diselimuti bayangan. Setiap kali Alena menggerakkan tubuhnya dalam tidur, Adrian tersentak, bertanya-tanya apakah ia bermimpi tentang orang lain.Siang tadi, ia melihat Alena tertawa saat berbicara dengan rekan kerjanya di kafe. Tawa yang begitu lepas, begitu murni—tawa yang sudah lama tidak ia lihat ketika mereka berdua. Adrian merasakan sesuatu bergejolak dalam dadanya. Bukan kemarahan, tapi ketakutan yang mencekam."Kau milikku," bisiknya pelan, tangannya membelai rambut Alena yang terurai di bantal.Ponsel Alena bergetar di meja samping tempat tidur. Adrian meraihnya dengan hati-hati, membuka kunci layar dengan kode yang sudah ia hafalkan tanpa sepengetahuan Alena. Sebuah pesan dari Nadira, sahabat Alena:"Hey, besok kita jadi bertemu jam 3? Ada yang perlu kuceritakan padamu."Adrian menghapus pesan itu sebelum meletakkan kembali ponsel di tempatnya. Besok, ia
Terakhir Diperbarui : 2025-05-22 Baca selengkapnya