Waktu seolah berhenti ketika Alena melihat Adrian berdiri di ujung tangga basement dengan Devano di gendongannya. Anak kecil itu masih menangis, memanggil-manggil mamanya dengan suara parau."Tidak mungkin," bisik Alena dengan suara bergetar. "Kamu sudah mati."Adrian tersenyum lembut, senyum yang dulu pernah membuat hati Alena berdebar, namun kini hanya menimbulkan rasa ngeri. "Kematianku sedikit dibesar-besarkan, sayang."David segera melangkah maju, berdiri protektif di depan Alena. "Lepaskan anak itu, Adrian.""David," Adrian menatap pria yang dicintai Alena dengan mata dingin. "Masih saja menghalangi jalan aku dan Alena.""MAMA!" Devano meronta dalam gendongan Adrian, mengulurkan tangannya ke arah ibunya.Alena merasa hatinya hancur melihat anaknya yang ketakutan, tapi kali ini dia berusaha tetap tenang. Dia tidak boleh terbawa emosi seperti dulu."Adrian," Alena berkata dengan suara yang berusaha dia kendalikan, "lepaskan Devano. Apapun masalahmu denganku, dia tidak ada hubungan
Last Updated : 2025-09-11 Read more