Alena menatap layar ponselnya dengan tangan gemetar. Pesan singkat dari Adrian masih terpampang jelas, alamat sebuah gudang kosong di kawasan industri Cakung. Tempat yang terpencil, asing, dan jelas berbahaya."Alena, jangan pernah berpikir untuk pergi ke sana," kata David tegas setelah membaca pesan itu. "Ini jelas jebakan."Komisaris Wijaya yang ikut mendengarkan mengangguk setuju. "Pak David benar. Lokasi ini sangat buruk untuk operasi. Terlalu banyak titik buta, akses keluar sedikit. Risiko terlalu tinggi."Namun Alena sudah mantap dengan pikirannya. "Komisaris, Adrian mengenal saya lebih dari siapa pun. Dia tahu kalau dia mengancam David dan anak-anak, saya pasti datang.""Len, please," David meraih kedua tangan Alena, suaranya parau. "Pikirkan Devano. Pikirkan masa depan kita. Jangan korbankan semuanya hanya untuk seseorang yang sudah kehilangan akal."Alena menoleh ke arah Devano yang masih bermain dengan polos, tak tahu apa pun tentang badai yang sedang menghantam hidup orang
Last Updated : 2025-09-18 Read more