Alena berdiri terpaku, menatap ambulans yang membawa Dr. Patricia menjauh. Udara sore yang lembap terasa berat, seolah ikut menahan napas bersamanya.“Aku berada di titik di mana aku harus menghadapi kebenaran paling menyakitkan,” pikirnya lirih. “Tanpa lagi bisa bersembunyi dalam ketidaktahuan, aku harus memilih: menerima kenyataan yang rumit, atau terus hidup dalam kebohongan yang nyaman.”David mendekat, wajahnya dipenuhi kekhawatiran.“Len… apa benar yang dia katakan tentang Papa Hartono?”Alena menatap kosong ke kejauhan.“Aku dengar semuanya. Papa… Papa membunuh orang tua kandungku.”Elena, yang sedang menenangkan Sophia di pelukannya, sontak membeku.“Apa maksudmu?” tanyanya pelan, nyaris tidak percaya.“Dr. Patricia bilang, kecelakaan tiga puluh tahun lalu bukan karena Pak Wijaya, tapi karena Papa Hartono yang sengaja menyebabkannya.”David menggeleng cepat. “Tidak mungkin, Len. Papa Hartono orang baik.”Alena menarik napas panjang. “Orang baik pun bisa melakukan hal buruk, ka
Last Updated : 2025-10-04 Read more