Ruangan itu masih sunyi setelah kepergian Angga dan Ziandra. Hanya ada suara monitor detak jantung yang berdenting perlahan, seperti pengingat bahwa waktu terus berjalan meski hati mereka seolah tertinggal di masa lalu.Pak Yuda berusaha mengatur napasnya, wajahnya lelah dengan mata berkaca-kaca. Belvina berdiri di sisi ranjang, menggandeng Liam yang masih bingung dengan suasana aneh yang terjadi.“Boleh bicara sebentar dengan ibumu, Nak?” suara Pak Yuda parau, nyaris tercekat.Belvina mengangguk ke arah Liam, membungkuk berbisik lembut, “Main di kursi luar dulu bersama Tante Jenna, ya. Jangan jauh-jauh. Mama cuma sebentar.”Liam menurut, menatap kakek asing itu sesaat sebelum melangkah ke luar. Ketika pintu tertutup kembali, hanya mereka berdua yang tersisa.Pak Yuda menatap Belvina, sorot matanya dalam. “Terima kasih karena telah datang,” katanya pelan. “Dan ... karena tidak benar-benar meninggalkanku dal
Last Updated : 2025-07-10 Read more