Langit pagi itu tampak mendung, seolah menyerap suasana hati Hans yang sama kelabunya. Ia berjalan memasuki gedung kantornya dengan langkah pelan dan bahu yang sedikit merosot. Setibanya di ruangannya, Hans hanya menaruh tas kerja tanpa membuka apapun. Pandangannya kosong menatap meja, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi.Bayangan wajah Ashley semalam masih menghantuinya. Ia tak bisa lupa tatapan terluka itu. Rasa bersalah, kehilangan, dan marah saling bertumpuk di dadanya, mengikis sedikit demi sedikit kekuatan yang ia coba pertahankan.Tok, tok, tokPintu diketuk pelan. Liam, asisten setianya, muncul dengan dua gelas kopi hangat di tangan, "Pagi, Pak Hans," sapanya lembut, berusaha tetap ceria. "Saya bawakan kopi, yang extra strong. Sepertinya Anda butuh semangat pagi ini."Hans menoleh, mencoba tersenyum. "Terima kasih, Liam," ucapnya sambil menerima gelas kertas
Terakhir Diperbarui : 2025-06-01 Baca selengkapnya