Share

138. Obsesi Sisil

last update Last Updated: 2025-06-02 11:26:01

Langit malam mulai menghitam sempurna. Hanya jejak lampu-lampu kota yang berpendar di kejauhan, menemani perjalanan dua pria yang duduk di dalam mobil hitam yang melaju tenang menyusuri jalanan pinggiran kota.

Liam kini berada di balik kemudi. Jemarinya menggenggam setir dengan mantap, namun sesekali ia melirik ke kaca spion untuk memastikan kondisi lalu lintas. Di sebelahnya, Hans duduk diam. Mata pria itu kosong menatap ke luar jendela sebelah kiri, seolah mencari jawaban dari pantulan cahaya jalanan yang meluncur cepat di balik kaca.

Suara mesin mobil mengisi keheningan di antara mereka, sampai akhirnya Liam angkat suara, pelan tapi mantap.

"Pak, soal Bu Sisil. Apa ada rencana apa yang akan bapak lakukan ke beliau?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Ani Rohayani
kenapa Hans lembek sekali nggak berani ngusir sisil
goodnovel comment avatar
Anilo Keren 37
Itu Sisil udah emak emak kelakuan nya kaya anak SMA lagi ngejar² gebetan aja
goodnovel comment avatar
bojone mas Rohmat
Sisil lancang bgt main rebut hp orang gk sopan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   141. Hampir Melupakan

    Malam sudah terlalu larut ketika mobil hitam itu perlahan menepi di halaman rumah besar milik Hans. Cahaya lampu taman menyinari samar wajahnya yang tampak lelah dan gundah. Ia menyandarkan kepala ke kursi, memejamkan mata sejenak sebelum akhirnya menarik napas panjang.Di kursi kemudi, Liam melirik bosnya dengan penuh simpati."Bu Ashley pasti cuma butuh waktu, Pak," ujar Liam pelan, menjaga nada suaranya tetap lembut. "Setidaknya, sekarang Pak Hans tahu kalau? dia hamil. Itu awal yang baik, kan?"Hans membuka mata, menatap dashboard tanpa berkata apa-apa. Jemarinya menggenggam kuat lutut celana jas yang masih rapi. Ia mengangguk perlahan, mencoba meyakinkan dirinya sendiri."Terima kasih, L

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   140. Pergi Kamu!

    Hans yang baru saja masuk ke dalam rumah kontrakan Ashley, kini nampak berdiri dengan kedua tangan yang bergetar. Ia berusaha menahan segala sesuatu yang ia rasakan. Kini, saat ia tengah berusaha menjelaskan semuanya kepada Ashley, istrinya itu nampak begitu marah dengan kehadirannya."Aku lihat sendiri, Ko. Kamu biarkan dia tinggal di rumahmu? Kamu bahkan ngelihat aku kayak bayangan. Kamu pikir aku bodoh?"Hans menatap Ashley dalam-dalam. "Ash, aku nggak pernah anggap kamu bayangan. Aku?""Kamu pikir aku kuat lihat kamu dirangkul dan didekati seperti itu?" potong Ashley lagi. "Kamu pikir hatiku ini udah mati?"Hans berdiri, suaranya mulai meninggi tapi masih tertahan. "Aku membiarkannya buka

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   139. Maafkan Aku

    Pria itu yang baru saja bertemu Hans dan Liam itu seketika mengangguk pelan saat Hans mengonfirmasi siapa dia. Liam melihat sosok pria itu dari atas sampai bawah. Membuat pria itu seketika berbicara dengan suara berat tapi tenang."Jangan heran dengan penampilan saya. Saya memang selalu seperti ini saat berada di lapangan."Hans tak menanggapi soal penampilannya dan langsung menyodorkan tangan. "Senang bekerja sama dengan Anda."Raka menyambut jabat tangan itu, menggoyangkannya sedikit sebelum melepaskan. "Saya juga, Pak Hans. Apalagi Anda kenalan Pak Theo. Beliau klien lama saya. Jadi saya pikir, akan menarik melihat sendiri orang yang membuat beliau banyak bercerita."Hans sempat tert

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   138. Obsesi Sisil

    Langit malam mulai menghitam sempurna. Hanya jejak lampu-lampu kota yang berpendar di kejauhan, menemani perjalanan dua pria yang duduk di dalam mobil hitam yang melaju tenang menyusuri jalanan pinggiran kota.Liam kini berada di balik kemudi. Jemarinya menggenggam setir dengan mantap, namun sesekali ia melirik ke kaca spion untuk memastikan kondisi lalu lintas. Di sebelahnya, Hans duduk diam. Mata pria itu kosong menatap ke luar jendela sebelah kiri, seolah mencari jawaban dari pantulan cahaya jalanan yang meluncur cepat di balik kaca.Suara mesin mobil mengisi keheningan di antara mereka, sampai akhirnya Liam angkat suara, pelan tapi mantap."Pak, soal Bu Sisil. Apa ada rencana apa yang akan bapak lakukan ke beliau?"

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   137. Rumah Seperti Neraka

    Senja turun perlahan di ufuk barat, membungkus langit dengan semburat jingga keemasan. Lampu-lampu kota mulai menyala satu per satu, menggantikan cahaya matahari yang memudar. Tapi di dalam unit apartemen Sisil yang luas dan dingin, justru bara amarah dan kecemasan yang perlahan menyala.Sisil terduduk di ujung sofa, menatap layar ponselnya yang baru saja menerima kiriman video dari Hendrik. Jemarinya gemetar saat menekan tombol play. Rekaman suara dokter muda yang menjelaskan usia kehamilan Ashley menusuk seperti jarum ke dalam jantungnya."Usianya sudah sekitar 7 minggu, mendekati dua bulan?"Kalimat itu terus berputar di kepala Sisil. Wajahnya mengeras, bola matanya berkaca-kaca?bukan karena sedih, tapi karena panik dan amarah yang tak terbendung.

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   136. Bukti Akurat

    Setelah mendapat kabar tak masuk akal dari Hendrik, Sisil pun terlihat menggeram pelan, lalu berjalan mondar-mandir di ruang tamu. Tangan kirinya mengepal kuat di sisi tubuh, sementara tangan kanan berkali-kali menyapu rambutnya ke belakang dengan kasar."Padahal dia udah pergi dari rumah ini! Padahal aku udah udah berharap dia nggak punya tempat lagi di sisi Hans!" gerutunya dengan suara tertahan.Namun kini? Semua bisa runtuh hanya karena satu hal. Seorang bayi. Bayi dari darah daging Hans. Bayi yang ... kalau benar-benar ada, akan mengikat Hans lebih kuat daripada semua siasat dan penampilannya yang sempurna."Kalau benar dia hamil," gumam Sisil dengan napas memburu, "maka aku akan benar-benar kehilangan kendali atas Hans. Dan itu ..." matanya menyipit t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status