"Pulang sana!" Usir Serena pada Leo yang sejak tadi betah nongkrong di kantornya."Urusanku belum selesai, Ren."Ravi berdecih sebal melihat modus Leo. Pria itu seperti ancaman untuk Ravi. Padahal Ravi hanya sepupu Serena. "Apalagi. Kalau ada yang mau dibicarakan, besok saja datang lagi," pinta Serena."Besok aku sibuk""Punya gawe juga ternyata," sindir Ravi."Punyalah, masak ganteng maksimal begini dikatain pengangguran," balas Leo manis."Idih, amit-amit."Leo sejak tadi asyik berbalas sindiran dengan Ravi. Walau pandangannya tertuju pada Serena. Ravi bukannya tidak tahu ulah Leo."Kamu jangan macam-macam dengan bapaknya Arthur." Kali ini peringatan nyata Ravi tunjukkan."Dia sama-sama pengusaha kan? Aku masih bisa bersaing dengannya." Ravi mencibir melihat tingkat percaya diri Leo. Pengusaha? Jangan salah, Al pebisnis berkedok raja mafia. Jika Leo berulah dan Al tersinggung, bisa habis pria itu di tangan Al."Kamu tidak tahu sama sekali soal dia. Jadi hati-hati saja."Leo acuh a
Terakhir Diperbarui : 2025-06-20 Baca selengkapnya