All Chapters of DIBENCI KELUARGA DICINTA RAJA MAFIA: Chapter 301 - Chapter 310

"Bagus kalau Arch suka. Jangan lari-lari kasihan kakek sama Om Rud ngejar kamu."Weekend, Serena biarkan Arthur tinggal dengan kakeknya. White Villa sangat aman untuk Arthur.Perempuan itu sedang berada di luar setelah bertemu klien. Bahkan weekend pun dia masih bekerja. Eternal Diamond makin sibuk sejak kolab dengan Royal Diamond.Serena kadang tertawa, suaminya dulu bosnya dan sekarang suaminya rekan bisnisnya. Terserahlah, apapun itu dia sedang menikmati masa itu.Baik manisnya maupun pahitnya. Bagian manisnya tidak usah disebut, part pahitnya baru saja muncul. Tere secara tidak terduga muncul di tempat itu bersama Ara.Duo pelakor begitu kata Felix dan Mona. Perempuan yang sampai sekarang masih kekeh menolak Ravi.Padahal track record Ravi sangat baik. Entah apa yang membuat Mona belum terbuka hatinya.Serena sibuk dengan tab-nya, menggambar desain seperti biasa. Dia sama sekali tidak terganggu dengan keberadaan dua orang yang sejak tadi melirik beberapa kali ke arahnya.Tiga oran

Hanya ada satu kata bahagia, tapi ada banyak rintangan untuk menggapainya. Hanya ada satu senyum tapi begitu banyak jalan yang harus dilalui untuk mendapatkannya.Bahagia versus derita yang wujudnya beragam. Sakit, sedih, takut, kecewa, putus asa. Perumpaan derita ada banyak tapi masih ada lagi. Diabaikan, ditinggalkan, dikucilkan.Semua rasa yang membuat pemiliknya bisa meledak karena gila, alih-alih terpuruk. Diabaikan setelah semua kita berikan, ditinggalkan sesudah banyak hal dilalui bersama.Dikucilkan saat orang baru datang dalam hidup mereka. Vasti sedang merasakan itu semua. Selama ini dia selalu berbangga hati sebab dia putri Edgar Martinez. Seorang pengusaha tersohor pada masanya.Dia pikir selamanya akan menyandang predikat tuan putri. Dia pikir papanya hanya akan melihat ke arahnya. Dia pikir seluruh spotlight itu akan dia miliki seutuhnya.Namun kenyataan pahit menamparnya baru-baru ini. Edgar Martinez menemukan putrinya yang lain. Awalnya Vasti bahagia. Dia akan punya s

Denting ponsel membuat sepasang mata coklat itu perlahan membuka. Sesaat dia terdiam, sebelum tersadar. Dia kesiangan! Baru akan melompat dari kasur, nyeri yang hebat menyerang area pribadi dan pinggangnya."Astaga apa ini?"Lucia bertanya sambil mengingat apa yang sudah terjadi. Hingga wajahnya memerah, kala teringat kalau semalam dia dan Paul telah ....Gila! Ini sungguh di luar dugaannya. Dia dan Paul sungguh bercinta, kemarin dan sepanjang malam."Dia benar-benar buka puasa," gerutu Lucia.Kelebatan bayangan panas soal Paul yang menyerangnya penuh napsu, kembali membuat pipi Lucia panas."Dia seperti orang yang baru pertama kali berhubungan.""Sudah bangun?"Suara itu membuat Lucia reflek mendongak. Hingga rasa malu kembali melanda. Ingin rasanya dia sembunyi di balik selimut sepanjang hari. Malu rasanya saat berhadapan dengan Paul."Makan dulu."Pria itu tampak segar, mengenakan kemeja abu dan celana hitam. Sangat tampan. Lucia sampai melongo melihat betapa menawannya ... suamin

"Felix, balik sini! Istrimu mau lahiran!"Brak! Kursi yang diduduki Felix terjungkal ke belakang ketika pria itu tiba-tiba berdiri."Me-me ...." Lidah Felix mendadak kelu. Dia tidak bisa mengucapkan satu patah katapun. Otaknya yang biasa penuh dengan gurauan kini blank."Ada apa?" Pertanyaan Jeff membuat fokus Felix kembali."Eva mau lahiran! Padahal HPL-nya masih minggu depan," pria itu menjawab dengan cepat dalam satu tarikan napas."Itu wajar, lahiran maju apalagi modelan kau yang hobi buka jalan lahir. Habis kau, setelah ini pusakamu harus puasa!" Komen Jeff yang sudah menikah dan pernah mendampingi kehamilan sang istri."Itu gak penting. Terus aku harus bagaimana?""Sana temani! Masak pakai nanya. Situ harus tanggung jawab, sudah buat istrimu kesakitan karena kecebongmu bikin ulah."Semua orang menggulung tawa begitu Felix menghilang dari pandangan. Kecebongnya bikin ulah, membelah diri jadi bayi.Ruangan itu kembali hening, beda dengan tempat Eva. Di mana dia sudah beberapa kali

"Natalie Seraphina. Cantik kan?"Felix benar-benar bahagia atas kelahiran sang putri. Meski ya itu tadi, ucapan Max sedikit mendistraksi kebahagiaannya.Eva sendiri sudah bisa langsung menyusui bayi kecilnya. Satu hal yang membuat Felix mendelik iri."Itu punyaku, Ra," keluhnya saat melihat Sera, begitu bayinya dipanggil minum dengan lahap dari dada ibunya. Bayi itu seolah tidak mau berbagi. Tangan kecilnya berada di dada Eva, memegangnya dengan posesif."Kamu istirahat dulu. Kan sudah lima tahun lebih kamu mainin. Anakmu cuma dua tahun paling lama."Felix merengut melihat Max ada di kamar Eva. Meski terhalang tirai, Felix tetap tidak mau Max melihat bagian tubuh Eva yang biasanya tertutup pakaian."Dua tahun itu lama, Bro.""Enggak, coba aja. Lagian aku tidak percaya kalau kau tidak akan menyentuh bagian itu dua tahun ini." Max melirik sadis Felix yang langsung nyengir.Dia memang sudah merencanakannya. Kalau Sera tidur, emaknya milik bapaknya."Kamu jangan banyak ngomong deh, mendin