All Chapters of Istri Tawanan Tuan Tiran: Chapter 171 - Chapter 180

"BRENGSEKKK!" umpat Zie kesal membanting tasnya saat dia sudah tiba di apartemen miliknya. Dia mendudukkan dirinya di atas sofa dengan rasa kesal yang menggelora. Algazka berhasil membuat emosi Zie bertambah, tapi semua itu tidak mungkin terjadi jika tidak ada Allesa di dekat Algazka. "Apa sih hebatnya cewek itu? Apa hebatnya pelayan itu? Apa kelebihan yang dia punya dan gue nggak punyaaa?!" Zie menggebu-gebu dengan emosi yang menjelma di dalam pikirannya. Meski dia kini sedang hamil, tapi tidak sedikit pun rasa perhatian Algazka tercurah pada dirinya. Dia hanya mementingkan Allesa. "Gimana sih gue harus nyadarin dia kalo gue ini hamil anaknya dia. Seharusnya kamu lebih peduliin aku dari cewek murahan itu, Algazkaaa!" Zie bermonolog seakan-akan ada Algazka di hadapannya. Super emosi dengan tingkah Algazka yang berubah drastis hanya karena seorang Allesa yang memiliki status sebag

"Aku nggak ke rumah sakit. Ngapain aku ke rumah sakit emangnya?" tanya Algazka balik.Pertanyaan Algazka yang berbalik bertanya kini terlihat begitu jauh lebih tampak meyakinkan."Aku tanya sama kamu ngapain aku ke rumah sakit emangnya?" Algazka masih terus bertanya."Aku nggak tau, makanya aku nanya sama kamu.""Dan aku jawab kalo aku nggak ke rumah sakit!" tegas Algazka yang membuat Allesa mengangguk-anggukkan kepalanya."Oke." Allesa yang tidak memperpanjang dan bergegas bangun dari duduknya. Kepergiannya tidak dicegah oleh Algazka sama sekali. Bahkan Algazka juga membiarkan Allesa yang langsung pergi begitu saja.Mungkin ada baiknya Allesa memang beristirahat di dalam kamar untuk menenangkan pikiran dari pertanyaan yang sejak tadi dia lontarkan pada Algazka. Setelah Allesa pergi, Algazka menyandarkan tubuhnya dan memejamkan mata sejenak.Dia menghela nafas panjang dengan tumpukkan pertanyaan yang menjadi perdebatan a

"Apa itu urusan testpack?" Pertanyaan Allesa yang menjadi ketegangan diantara Algazka dan juga Daskar.Tatapan Algazka menatap Allesa yang terus menyorot Daskar dengan tajam. Kemudian tatapannya beralih pada Daskar menurunkan pandangannya."Kenapa jadi diam semuanya? Kok tegang banget?" Allesa tersenyum melihat Daskar dan juga Algazka yang mendadak membisu.Padahal sejujurnya dia hanya menghubungkan saja antara Zie, testpack dan mereka semua yang berada di rumah sakit. Mungkin bisa jadi tidak ada apa-apa atau memang ada yang terjadi dan Allesa tidak tahu apapun."Jawab saya, Daskar! Kamu ini nggak tuli kan?" tuntut Allesa melihat Daskar yang masih diam."Tidak, Nona Allesa.""Lalu apa?" Allesa ingin mendengar jawaban Daskar yang jauh lebih spesifik. "Daskarrr!""Allesaaa!" Algazka memanggil Allesa yang membuat gadis polosnya menoleh. Nada Algazka sedikit tinggi saat dia memanggil Allesa.Kini Algazka memposisika

Pulang ke rumah? Sejujurnya itu adalah kali pertama Algazka melemparkan pertanyaan yang membuat Allesa cukup terkejut. Tidak pernah dia sampai melontarkan ucapan yang bertanya pada Allesa tentang rumah. Malah yang ada Algazka sangat membenci dan juga melarang keras Allesa untuk memikirkan tentang keluarga dan rumahnya sedikit pun.Namun sekarang? Apakah benar kalau Algazka hanya menginginkan seorang Nastazie di dalam hatinya?"Kamu mau pulang, hem?" tanya Algazka dengan nada hangatnya. Tatapannya begitu dalam menyentuh hati Allesa yang menahan sekuat tenaga untuk tidak membuat bendungan air mata.Algazka tersenyum pada Allesa. Tangannya menyentuh wajah Allesa dan menggenggamnya. Berat dia sampai melontarkan pertanyaan demikian. Tapi kebahagiaan Allesa menjadi nomor satu di dalam hidupnya."Kamu nggak perlu takut buat jawabnya. Aku nanya serius sama kamu. Aku pastiin akan terima apapun jawaban kamu dan mungkin ini adalah pertanyaan pertama dan tera

"Ini sarapan buat aku kan, Rei?" tanya Daskar yang sudah siap menyantap sarapan yang telah disediakan oleh Reina.Sementara Reina masih sibuk melipat pakaian milik Allesa yang menjadi tugasnya sejak gadis itu datang. Pakaian yang sudah kering dan nanti siap dibawa untuk masuk ke dalam kamar Allesa."Kamu udah sarapan, Rei?" tanya Daskar lagi di sela-sela sarapannya."Udah." Reina menjawab singkat tanpa menoleh ke arah Daskar. Masih sibuk walau Daskar merasakan sikap Reina yang tidak biasanya."Rei ...""Put, ini seragam baru buat anak yang baru ya." Reina memberikan seragam baru pada Putri yang juga ada di pantry. Kebetulan ada pelayan baru hari ini yang akan bekerja di istana milik tuannya.Ada beberapa pelayan di rumah Algazka dan salah satunya Putri. Dia bertugas untuk mengontrol pelayan lainnya sekaligus mengurusi seragam dan makanan.Putri berada dibawah Reina, Sedangkan Reina yang sempat mengurusi perlengkapan Alag